Keluarga Jadi Penghubung

Keluarga Jadi Penghubung

[caption id="attachment_97012" align="aligncenter" width="100%"] FOTO ARSIP. Terdakwa kasus kepemilikan amunisi Muhammad Bahrun Naim menjalani sidang di Pengadilan Negeri Solo, Jawa Tengah, Senin 9 Juni 2011. Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian menyatakan Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo alias Bahrun Naim diduga berada di balik serangan teror di dua lokasi di kawasan Thamrin. ANTARA FOTO/DOK SOLOPOS/Dwi Prasetya/aww/16.[/caption] Komunikasi Bahrun-Aman Abdurrahman JAKARTA - Adanya hubungan otak pelaku teror Sharinah, Bahrun Maim dan Aman Abdurrahman di LP Nusakambangan terus diselidiki penegak hukum. Terbaru dipastikan komunikasi terjadil karena ada perantara. Menku HAM Yasonna Laloly membenarkan adanya komunikasi antara otak pelaku bom Sarinah Bahrun Naim dengan Aman Abdurrahman. Menurut Yasonna, komunikasi terjalin melalui keluarga Aman yang berkunjung ke lapas. Komunikasi inilah yang disebut menjadi titik temu antara jaringan Bahrun Naim dan empat pelaku bom sarinah. "Nusakambangan sebenernya begini, kemarin itu kan melalui tamu ada keluarga. Iya melalui keluarga," ujar Yasonna di Kantor Menko Polhukam, Rabu (27/01). Sementara soal dugaan teknologi canggih yang diciptakan Bahrun, Yasonna mengaku tidak mengetahuinya. "Kalau soal itu saya tidak tahu, kan kita juga kerjasama dengan ada jammer (pengacau sinyal) lah di sana. Saya enggak tahu kalau teknologinya lebih mampu," jelas Yasonna. Mengenai komunikasi yang terus berjalan pun dari dalam lapas, Yasonna mengaku memang tak bisa membatasi hal tersebut. Sebab seketat apapun pengawasan di Lapas, para napi punya banyak cara dan celah untuk melakukan komunikasi dengan orang luar. "Makanya sekarang kita awasi betul. Kita batasi apa yang menjadi cara mereka untuk bisa menyebarkan faham mereka. Kita kerjasama sama BNPT dan Polri," ujar Yasonna. Di lain pihak, Menko Polhukam Luhut Pandjaitan dugaan adanya komunikasi antara Bahrun Naim dengan Aman Abdurrahman masih diselidiki. "Ada cerita Bahrun Naim begitu canggih. Mungkin ada kontak dengan Aman di Nusakambangan. Akan kami selidiki," kata Luhut di Kantor Menko Polhukam Jl. Medan Merdeka Barat Jakarta Rabu (27/01). Bahrun Naim merupakan terduga otak ledakan bom di Thamrin pada 14 Januari 2016 lalu. Sementara Aman adalah terdakwa kasus pelatihan bersenjata di Aceh. Aman divonis hukuman 9 tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada 20 Desember 2015. Sebelumnya Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Anton Charliyan menyebut, Bahrun dan Aman pernah terjalin komunikasi dalam kegiatan pengajian. "Dulu memang Bahrun Naim merupakan anggota pengajiannya Aman Abdurrahman. Tapi, kan setelah itu Bahrun ke Suriah," kata Anton di Mabes Polri, Jakarta. Sementara itu keluarga Sunakim alias Afif dan Muhammad Ali telah tiba di RS Polri sejak pukul 11.00 WIB siang kemarin. Namun jenazah belum diserahkan ke pihak keluarga. Menurut Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RS Polri AKBP Jayus Sunanta, penyerahan jenazah Afif dan Ali kepada keluarganya masih menunggu proses administrasi. Beberapa orang dari pihak keluarga masih mengurus proses administrasi tersebut. Selain itu, RS Polri juga masih menunggu kehadiran tim Densus 88. Rencananya, penyerahan jenazah akan dilakukan oleh tim elit di Kepolisian tersebut. "Masih nunggu Densus 88. Nanti kalau sudah selesai semuanya baru diserahterimakan," kata Jayus di RS Polri, Kramat Jati, Rabu (27/1). Sebelum diserahkan, jenazah Afif dan Ali dimandikan oleh petugas RS Polri. Jenazah tersebut sebelumnya disimpan di peti es khusus. "Masih dimandikan," ujarnya.(za1/dam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: