Banner v.2

Banyumas “Raksasa UMKM” di Jawa Tengah, Butuh Petakan Ulang Ekonomi Pasca Pandemi

Banyumas “Raksasa UMKM” di Jawa Tengah, Butuh Petakan Ulang Ekonomi Pasca Pandemi

Aktifitas perajin kuningan untuk atribut sekolah kedinasan di Pasir Wetan, Purwokerto, Agustus lalu. Kabupaten Banyumas kini menjadi daerah dengan jumlah skala usaha terbesar di Jawa Tengah. -DOK DIMAS PRABOWO/RADARMAS-

BANYUMAS, RADARBANYUMAS.CO.ID – Kabupaten Banyumas kini menjadi daerah dengan jumlah skala usaha terbesar di Jawa Tengah. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan terdapat 215.117 unit usaha, terdiri dari 213.365 usaha mikro kecil (UMK) dan 1.752 usaha menengah besar (UMB). 

Dengan perubahan struktur ekonomi yang cepat dalam beberapa tahun terakhir, Sensus Ekonomi 2026 (SE2026) dinilai menjadi momentum penting untuk membaca ulang kondisi perekonomian Banyumas secara lebih akurat.

Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah Banyumas, Agus Nur Hadie, saat seminar publisitas SE2026 yang digelar BPS Banyumas di Red Chili Resto, Jumat (28/11/25). 

Ia menegaskan bahwa Banyumas mengalami dinamika ekonomi yang berbeda dibanding satu dekade lalu, mulai dari pertumbuhan UMKM pascapandemi, perluasan kawasan urban, hingga bergesernya pola konsumsi dan sektor jasa.

BACA JUGA:Dari 100 UMKM, Kini Terseleksi 30 UMKM Siap Berkompetisi Menuju Top 10 Pertapreneur Aggregator 2025

“Melalui SE2026, kita bisa mengetahui kekuatan pelaku usaha, kontribusi UMKM sebagai tulang punggung ekonomi, serta peluang pengembangan usaha dan penciptaan lapangan kerja. Semua itu harus berbasis data yang akurat,” jelasnya.

Agus meminta para pelaku usaha memberikan data secara benar dan jujur kepada petugas BPS, karena kualitas data itulah yang akan menentukan arah kebijakan pemerintah dalam menyesuaikan perubahan ekonomi yang terjadi.

“Ketika petugas BPS datang, sambutlah dengan baik. Berikan data yang benar, lengkap, dan jujur. Karena data itu akan kembali untuk kepentingan panjenengan sendiri,” tegasnya.

Menurutnya, Banyumas membutuhkan peta ekonomi baru setelah mengalami berbagai perubahan struktural dalam 10 tahun terakhir. Ia menyebut dinamika UMKM pascapandemi, perkembangan Purwokerto sebagai pusat pendidikan dan layanan, serta munculnya klaster-klaster usaha baru sebagai alasan pentingnya pembaruan data ekonomi melalui SE2026.

BACA JUGA:UMKM Perlu Tingkatkan Daya Saing, Produknya Harus Unik

Dengan mengsung tema “Bareng Brayan Mbangun Banyumas”, Agus menekankan bahwa pembangunan ekonomi merupakan gerakan bersama. Ia berharap kolaborasi antara pemerintah, BPS, dan para pelaku usaha dapat menghasilkan arah pembangunan yang lebih presisi.

“Langkah ini merupakan bentuk nyata penguatan integrasi data dengan jejaring pelaku usaha lokal,” ujarnya.

Agus berharap SE2026 dapat menjadi titik awal pembaruan strategi pembangunan ekonomi Banyumas setelah mengalami perubahan signifikan dalam satu dekade terakhir.

“Mari kita wujudkan data ekonomi Banyumas yang kuat. Karena data kuat, ekonomi meningkat; data akurat, pembangunan tepat,” harapnya. (dms)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: