Banner v.2
Banner v.1

Petani Desa Mernek Tak Lagi Tergantung Cuaca, Pertamina Hadirkan Pengering Tanpa Matahari

Petani Desa Mernek Tak Lagi Tergantung Cuaca, Pertamina Hadirkan Pengering Tanpa Matahari

Demonstrasi penggunaan alat Pinky Rudal, Rabu (4/6/2025). -PERTAMINA PATRA NIAGA UNTUK RADARMAS-

CILACAP, RADARBANYUMAS.CO.ID – Upaya meningkatkan ketahanan pangan terus dilakukan, salah satunya melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Di Desa Mernek, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap, PT Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Maos mengenalkan inovasi pengering padi ramah lingkungan bertajuk Pengering Padi Siasat Perubahan Iklim untuk Ketahanan Pangan Lokal (PINKY RUDAL).

Program ini hadir sebagai solusi atas ketergantungan petani terhadap cuaca saat proses pengeringan gabah. Mengandalkan kombinasi energi dari panel surya dan gas LPG Bright Gas, Pinky Rudal memungkinkan pengeringan padi secara efisien meski tanpa sinar matahari.

"Petani di Desa Mernek kini tidak lagi tergantung pada cuaca. Pengeringan gabah dapat dilakukan kapan saja dengan energi hibrida. Ini bagian dari program Desa Energi Berdikari Pertamina," ujar Taufiq Kurniawan, Area Manager Communication, Relation, & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, Rabu (4/6/2025).

Taufiq menjelaskan, sebelumnya proses pengeringan gabah bisa memakan waktu minimal tiga hari. Di musim hujan, waktu bisa lebih lama, dan kualitas gabah pun terancam menurun. Kondisi ini seringkali membuat hasil panen rentan jamur hingga tumbuh tunas. Perbedaan harga antara gabah basah dan kering pun cukup signifikan.

“Dengan Pinky Rudal, petani tidak hanya menghemat waktu, tetapi juga menjaga kualitas gabah agar tetap optimal,” imbuhnya.

Program ini digarap sejak 2022 dan melibatkan Kelompok Pengelola Kawasan Wisata Pertanian (KAWISTA) Desa Mernek. Selain menyediakan alat, Pertamina juga memberikan pelatihan dan pendampingan teknis berkelanjutan.

Suyitno, salah satu petani setempat, mengaku terbantu dengan hadirnya alat pengering ini. “Kalau musim hujan, kami sampai terpaksa menolak orderan karena banyak kelompok tani lain yang antre ingin pakai Pinky Rudal,” ungkapnya.

Tak berhenti di situ, inovasi lain turut dikenalkan di Desa Mernek dalam rangka Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang digelar pada Rabu (4/6/2025). Salah satunya adalah alat irigasi berbasis Internet of Things (IoT) hasil karya Adosistering, startup mahasiswa Telkom University, binaan program Pertamuda Pertamina.

Dewi, perwakilan Adosistering, menyebut alat mereka mampu mengefisienkan penggunaan air hingga 50 persen dan mengurangi kebutuhan pupuk sebesar 20 persen.

“Kami sudah terapkan sebelumnya di Desa Kedungbenda, dan berhasil tingkatkan hasil panen hingga 30 persen,” jelasnya saat demo alat di hadapan warga Mernek.

Wakil Bupati Cilacap, Ammy Amalia Fatma Surya, yang turut hadir dalam acara tersebut menyambut baik berbagai teknologi yang ditampilkan. 

“Hari ini kita melihat banyak inovasi tepat guna dalam sektor pertanian. Ini bisa jadi contoh untuk daerah lain,” katanya.

Selain Pinky Rudal dan Adosistering, Pertamina juga memamerkan teknologi lain seperti Kincir Air Hy-Surya yang dikembangkan Fuel Terminal Pertamina Lomanis. Teknologi ini digunakan untuk meningkatkan kadar oksigen di kolam budidaya ikan sidat dengan memanfaatkan panel surya. Dengan inovasi ini, biaya listrik tahunan bisa ditekan hingga Rp2,3 juta.

Ada pula Mesin Ekstruder Pelet “Waste to Pelet” yang mengolah limbah menjadi pakan ikan mandiri, mengurangi ketergantungan pada pakan komersial.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: