Banner v.2
Banner v.1

TPST Sumpiuh Jadi Role Model Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat

TPST Sumpiuh Jadi Role Model Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat

Pekerja di TPST Sumpiuh melakukan pemilahan sampah di conveyor-PERTAMINA PATRA NIAGA UNTUK RADARMAS-

BANYUMAS, RADARBANYUMAS.CO.ID – Setiap pagi, tumpukan sampah setinggi gunung sudah menanti untuk dipilah di Tempat Pengolahan sampah Terpadu (TPST) Kecamatan Sumpiuh. Di tengah aroma menyengat dan debu berterbangan, para pekerja TPST, sebagian besar perempuan, tetap tekun memilah sampah demi lingkungan yang lebih bersih dan kehidupan yang lebih layak.

Minah, salah satu anggota Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Sumber Rejeki yang mengelola TPST, telah terbiasa menghadapi aroma tak sedap. Pukul 07.00 WIB, ia sudah bersiap mengenakan celemek, sepatu boots, sarung tangan dan masker. 

“Kalau saya siap bekerja dari jam 07.00 pagi terus langsung pegang sampah buat dipilihin. Mayoritas yang pekerja perempuan tugasnya di mesin conveyor,” ujarnya, Kamis (22/5).

TPST Sumpiuh saat ini melayani pengolahan sampah dari 1.279 rumah tangga di tiga kecamatan di Kabupaten Banyumas. Rata-rata setiap harinya terkumpul sekitar 30 meter kubik atau 7,1 ton sampah. Dari kegiatan tersebut, TPST mampu menyerap 34 tenaga kerja, tujuh di antaranya adalah perempuan yang sebelumnya berstatus ibu rumah tangga dan berasal dari keluarga prasejahtera.

Tak hanya memilah, kini TPST Sumpiuh juga mulai mengolah. Sampah organik yang dulu menumpuk kini diurai dengan bantuan maggot. Hasil budidaya maggot tersebut kemudian diolah menjadi pelet berprotein tinggi yang dimanfaatkan sebagai pakan ternak, seperti lele, ayam, dan bebek. 

Semua ini bisa terwujud berkat dukungan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Fuel Terminal Maos Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Tengah.

“Sekarang kita sudah bisa mengolah seluruh sampah ini menjadi bermacam-macam jenis dan bisa lebih bermanfaat. Dulu kan masih jadi bubur sampah yang menumpuk. Sekarang udah jadi maggot dan pelet maggot,” kata Minah.

Ia menambahkan, TPST kini juga memiliki kegiatan perikanan dan peternakan sebagai hasil lanjutan dari pengolahan sampah tersebut.

Tak berhenti di situ, Minah bersama tim juga mengikuti pelatihan dan studi tiru ke TPST Kedungrandu yang diselenggarakan oleh Pertamina. Baginya, ini menjadi pengalaman sekaligus hiburan yang menyegarkan dari rutinitas memilah sampah. Minah menaruh harapan besar agar TPST Sumpiuh terus berkembang dan maju. 

“Saya pengen TPST Sumpiuh terus berjalan, makin banyak pelanggannya biar kami di sini juga tetep bisa kerja dan bantu ekonomi keluarga. Kerja di sini saja sudah senang, ternyata pekerjaan saya bermanfaat untuk kebersihan lingkungan,” tuturnya sambil tersenyum.

Area Manager Communication, Relations, dan Corporate Social Responsibility Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, Taufiq Kurniawan mengatakan bahwa keberhasilan TPST Sumpiuh adalah hasil nyata dari sinergi antara semangat masyarakat dan dukungan korporasi.

“Kami berharap TPST Sumpiuh dapat menjadi role model pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat yang mampu memberikan kontribusi nyata terhadap kebersihan lingkungan, pemanfaatan sampah, dan peningkatan kesejahteraan warga sekitar,” ujarnya.

Menurut Taufiq, program TJSL ini juga sejalan dengan penerapan prinsip Environment, Social, Governance (ESG) dan mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs), khususnya poin 12 tentang konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, poin 2 tentang tanpa kelaparan, dan poin 8 tentang pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi. (*)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: