Berbuka Puasa dengan yang Manis
Dekan Fakultas Farmasi UMP, apt. Binar Asrining Dhiani, M.Sc., Ph.D--
Oleh: apt. Binar Asrining Dhiani, M.Sc., Ph.D
(Dekan Fakultas Farmasi UMP)
Bismillahirahmanirrahiim,
Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud ini, menyatakan tentang kebiasaan apa yang dimakan oleh Rasulullah SAW ketika berbuka puasa.
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُفْطِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّىَ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَعَلَى تَمَرَاتٍ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ
“biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berbuka puasa dengan ruthab sebelum shalat (Maghrib). Jika tidak ada ruthab (kurma muda) maka dengan tamr (kurma matang), jika tidak ada tamr maka beliau meneguk beberapa teguk air” (HR. Abu Daud 2356, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Daud)
Sebenarnya tidak ada ayat Al-Qur’an dan hadits yang secara khusus dan berbunyi perintah/anjuran untuk berbuka puasa dengan yang manis. Tidak ada kalimat yang berbunyi “Berbuka dengan yang Manis”. Hanya kemudian beberapa ulama ada yang menyetarakan bahwa ruthab dan tamr dengan “sesuatu yang manis’, meskipun berbuka puasa dengan yang manis tidak menggantikan keutamaan berbuka puasa dengan ruthab atau tamr atau seteguk air.
Ruthab dan tamr adalah kurma dengan tingkat kematangan yang berbeda. Ruthab dikenal dengan kurma muda, sedangkan tamr merupakan sebutan untuk kurma yang sudah matang. Secara umum, buah kurma memiliki kandungan utama karbohidrat (glukosa, fruktosa dan sukrosa), serat (selulosa, hemiselulosa, lignin, pektin, dsb), mineral (kalium), dan kandungan lainnya. Kandungan gula pada kurma dalam bentuk glukosa, fruktosa dan sukrosa tersedia dalam jumlah yang sangat tinggi dan meningkat seiring dengan kematangannya. Kandungan glukosa dan fruktosa dalam kurma tamr bisa meningkat hingga 30 kali (sampai ~88%) dibandingkan ruthab. Kurma juga dikenal sebagai sumber serat yang baik. Kurma mengandung serat hingga 18%, dimana kandungan serat ini menurun hingga 3 kalinya seiring dengan kematangan kurma. Kandungan mineral terbanyak pada kurma yaitu kalium yang kandungannya hingga ~27g/kg. Diketahui pula kurma memiliki indeks glikemik yang relatif rendah dibandingkan buah-buahan segar siap konsumsi seperti apel, pear, pisang dsb. Indeks glikemik adalah ukuran kecepatan makanan berkarbohidrat dalam meningkatkan kadar gula dalam darah.
Kondisi berpuasa akan menyebabkan perubahan fisiologi dan metabolism tubuh. Kondisi puasa akan mengubah bagaimana tubuh seseorang memenuhi kebutuhan energi. Tubuh mendapatkan energi dari kegiatan memecah gula (glukosa) yang tersedia di dalam darah pada kondisi tidak berpuasa. Kondisi berpuasa akan mengakibatkan glukosa dalam darah sangat sedikit, sehingga tubuh akan mengambil glukosa dari hasil pemecahan glikogen, yang tersimpan pada otot dan hati. Organ hati ini merupakan organ utama dari sumber utama glukosa tubuh dalam puasa 24 jam. Setelah 24 jam, glikogen akan semakin menipis dan tubuh akan memanfaatkan energi dari jaringan adiposa dan cadangan protein. Sumber glukosa dari jaringan adiposa ini didapatkan dari pengubahan gliserol hasil dari pemecahan trigliserida (lemak). Pola puasa Ramadhan di Indonesia selama 13-14 jam dan diselingi berbuka, memungkinkan tubuh masih dapat menggunakan glikogen yang tersimpan dalam otot dan hati untuk memenuhi kebutuhan glukosa yang akan diubah menjadi energi.
Berbuka puasa menggunakan kurma dengan kandungan glukosa yang tinggi akan mengembalikan kadar glukosa dalam darah dengan cepat sehingga tubuh akan mendapatkan energi kembali. Namun, kecepatannya tidak secepat nasi putih, yang memiliki indeks glikemik lebih tinggi dibandingkan kurma. Kebutuhan untuk melengkapi kebutuhan nutrisi yang lengkap dan seimbang yang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, serat, vitamin dan mineral perlu selalu dijaga dalam berpuasa. Menu makanan (dan minuman) yang mencukupi kebutuhan nutrisi seimbang perlu dikonsumsi selama bulan puasa.
Kurma menjadi makanan ‘manis’ untuk berbuka yang dicontohkan Rasulullah SAW dan ternyata mengandung hikmah yang besar. Membiasakan berbuka puasa dengan kurma (atau seteguk air, jika tidak ada) sebelum shalat maghrib semoga akan memberikan keuntungan pahala mengikuti sunnah Rasulullah SAW dan hikmah manfaat kesehatan kepada kita. Wallahu ‘alam bi shawab.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


