Masih Punya Utang Puasa Ramadhan, Boleh Langsung Puasa Syawal?
Masih Punya Utang Puasa Ramadhan, Boleh Langsung Puasa Syawal?--
RADARBANYUMAS.CO.ID - Syawal adalah bulan ke-10 dalam kalender hijriah yang menyimpan banyak keutamaan, salah satunya adalah puasa Syawal. Ibadah ini sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW karena pahalanya besar dan setara dengan puasa setahun penuh. puasa Syawal dikerjakan selama enam hari dan dapat dimulai dari tanggal 2 Syawal. Pelaksanaannya fleksibel, boleh dilakukan secara berurutan atau terpisah sepanjang bulan Syawal.
Namun, banyak umat Islam yang masih bingung mengenai prioritas antara puasa Syawal dan puasa qadha Ramadhan. Apakah sebaiknya mendahulukan puasa Syawal atau mengganti puasa Ramadhan yang tertinggal? Untuk menjawabnya, kita perlu memahami bahwa puasa qadha Ramadhan adalah bentuk kewajiban mengganti puasa yang ditinggalkan karena alasan syar’i. Hal ini bisa terjadi karena sakit, haid, menyusui, atau perjalanan jauh.
Sementara itu, puasa Syawal termasuk dalam kategori sunnah yang sangat dianjurkan karena keutamaannya. Dalam hadits riwayat Muslim disebutkan bahwa, “Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian mengikutinya dengan puasa enam hari pada bulan Syawal, maka itu seperti puasa setahun penuh.”
Hukum mendahulukan puasa Syawal atau puasa qadha Ramadhan tidaklah mutlak, artinya tidak ada aturan yang mewajibkan harus mendahulukan salah satu. Namun, para ulama menyarankan agar puasa ganti Ramadhan diselesaikan terlebih dahulu karena sifatnya wajib.
BACA JUGA:Puasa Syawal dan Senin Kamis, Bisakah Digabung Sekaligus?
BACA JUGA:Tri Tunggal, Puasa Justru Menyehatkan
Puasa qadha Ramadhan boleh dilakukan sejak tanggal 2 Syawal dan maksimal sebelum datangnya Ramadhan berikutnya. Meski demikian, sebaiknya tidak menunda-nunda kewajiban ini agar tidak lupa atau terlewat waktunya.
Apalagi puasa Syawal bersifat sunnah dan bisa dikerjakan kapan saja selama bulan Syawal, tanpa harus berurutan. Jadi, pilihan terbaik adalah menyelesaikan puasa qadha Ramadhan terlebih dahulu kemudian melanjutkan dengan puasa Syawal jika masih memungkinkan.
Tata Cara Puasa Qadha Ramadhan
Tata cara puasa qadha Ramadhan pada dasarnya sama seperti puasa wajib Ramadhan. Ibadah ini dimulai dengan niat pada malam hari, dilanjutkan dengan menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa dari subuh hingga maghrib. Niat untuk puasa qadha Ramadhan sebaiknya diucapkan antara waktu maghrib hingga sebelum masuk waktu subuh. Bacaan niatnya adalah
Nawaitu shouma ghadin ‘an qadhaai fardhi ramadhaana lillaahi ta’alaa. Artinya: “Aku niat puasa esok hari sebagai ganti fardhu Ramadhan karena Allah ta’ala.”
BACA JUGA:Jangan Nekat Jualan Miras di Bulan Puasa, Ini Kata Tegas dari Satpol PP Banyumas
Meski sahur hukumnya sunnah, sangat dianjurkan untuk tetap melaksanakannya karena terdapat keberkahan di dalamnya. Rasulullah SAW bersabda, “Makan sahurlah kalian karena sesungguhnya dalam sahur terdapat berkah.” (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, dan At-Tirmidzi)
Puasa dimulai saat adzan subuh berkumandang, dengan menahan diri dari makan, minum, dan segala hal yang membatalkan puasa. Selain itu, menahan emosi dan menjaga lisan juga bagian penting dari puasa yang sempurna. Waktu berbuka puasa dimulai saat matahari terbenam atau saat adzan maghrib dikumandangkan. Doa berbuka puasa yang dianjurkan adalah:
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


