Penerapan Jam Malam dan Peran Orang Tua
Pemerhati Kebijakan Kabupaten Kebumen, Achmad Marzoeki--
KEBUMEN - Penerapan jam malam bagi para remaja yang hobi tongkrong dan begadang hingga lewat tengah malam, dinilai bukan solusi terbaik oleh pemerhati kebijakan Kabupaten Kebumen, Achmad Marzoeki. Alih-alih diserahkan kepada pemerintah, menyikapi fenomena remaja hobi begadang justru peran orang tua menjadi faktor utama.
"Saya berani memastikan tidak akan efektif dengan pemberlakuan jam malam oleh Pemkab Kebumen. Justru akan muncul perlawanan dalam berbagai bentuk," ujarnya Senin, (22/6).
Perlunya penerapan jam malam ini sebelumnya dilontarkan Ketua PCNU Kabupaten Kebumen, Dr Imam Satibi. Imam Satibi yang juga akademisi itu perlu adanya upaya intervensi dari Pemkab menyikapi fenomena anak muda dan remaja tongkrong hingga lewat tengah malam di seputaran pusat kota Kebumen.
Anak muda dan remaja tongkrong hingga lewat tengah malam dinilai Imam Satibi dinilai jelas bukan hal positif. Setidaknya hal ini membuat khawatir para orang tua dan mengusik para pelaku pendidikan.
Achmad Marzoeki meminta tidak lantas menghakimi anak muda dan remaja yang doyan tongkrong hingga lewat tengah malam. Fenomena ini, lanjut dia, seharusnya menjadi instrospeksi bagi para orang tua. "Jangan-jangan orang tuanya keluyuran juga. Apa hasil kegiatan parenting yang kini sudah banyak dilakukan sekolah-sekolah untuk wali siswa," ujarnya.
Achmad Marzoeki menambahkan, teladan atau contoh orang tua menjadi penting dalam kasus semacam ini. Seringkali, perilaku baik para orang tua saja belum cukup bagi anak untuk meniru dan menaati perintah. Terlebih bila para orang tua justru melakukan apa yang ia larang bagi sang anak.
"Keluarga yang harus mengatur dan mengondisikan agar anak tidak keluyuran tengah malam. Kalau anak-anak muda keluyuran sampai tengah malam, semestinya kita bertanya, orang tuanya ke mana bisa tidak peduli?" katanya. (cah)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


