Banner v.2
Banner v.1

Inovasi Bubur Ayam Dibakar dalam Kuali Tanah Liat yang Menggoda Selera

Inovasi Bubur Ayam Dibakar dalam Kuali Tanah Liat yang Menggoda Selera

Pak Pri berpose di depan lapak Bubur Ayam Bakar.--

Bubur Bakar Pak Pri, Kejutan Hangat Pagi Hari dari Alun-alun Pancasila Kebumen

Kabut pagi belum sepenuhnya sirna ketika aroma khas bubur yang dibakar mulai menguar dari sudut Pusat Kuliner Kapal Mendoan, kawasan Alun-alun Pancasila Kebumen. Bukan sembarang bubur ayam, kuliner unik ini menyimpan kejutan dalam setiap sendokannya. Namanya Bubur Bakar Pak Pri, sebuah inovasi lokal yang perlahan mencuri perhatian para pencinta sarapan pagi.

AHMAD SAIFUR ROHMAN, Kebumen

LANGKAH pejalan kaki yang melintasi kawasan kuliner itu sering kali terhenti sejenak. Aroma gurih nan hangat yang keluar dari kuali tanah liat membuat penasaran. Ini bukan bubur ayam biasa. Ini adalah bubur yang diproses dengan cara dibakar langsung di atas tungku. 

Dan di sinilah letak keunikannya, cara penyajian yang tak lazim, rasa yang berbeda, dan sensasi menyantap bubur dengan cara yang sama sekali baru.

Supriyadi, sosok di balik kuliner inovatif ini, memulai eksperimen sederhana dari satu pertanyaan: bagaimana membuat menu sarapan yang familiar jadi lebih istimewa?

“Kebetulan saya mendapat tempat berjualan khusus pagi di Kawasan Kuliner Mendoan Kebumen. Kemudian saya mengidentifikasi menu pagi yang diminati masyarakat itu apa. Bubur ayam cukup populer, tapi di sekitar Alun-alun Pancasila masih disajikan secara biasa. Dari situ saya berpikir bagaimana membuat bubur ayam yang lebih unik,” kisah Supriyadi dengan penuh semangat.

Dengan ide yang segar dan semangat berinovasi, lahirlah Bubur Bakar Pak Pri. Prosesnya jauh dari biasa. Bubur ayam yang sudah diracik lengkap dengan rempah-rempah, kuah opor atau seblak, potongan ayam, dan telur ceplok disajikan dalam kuali kecil dari tanah liat. 

Kuali itu dipanaskan di atas api hingga mendidih, ditutup dengan penutup dari bahan serupa, dan ketika dibuka—hadirlah letupan aroma khas yang langsung menyergap penciuman.

“Yang membuat menarik justru saat penutup kuali dibuka. Aroma rempah dan daun pisang itu keluar semua. Gurihnya langsung terasa bahkan sebelum dicicip,” ujar Fitri, pengunjung asal Petanahan yang mengaku sengaja datang setelah mendengar cerita dari temannya.

Sensasi membuka penutup tanah liat itu ibarat membuka kejutan sarapan yang memanjakan semua indera. Bubur tetap lembut, namun bagian bawah yang sedikit terpanggang menambah dimensi tekstur dan rasa yang tak ditemukan di bubur ayam konvensional.

Supriyadi pun menekankan pentingnya kebersihan dalam proses penyajian. Jika di tempat lain ayam disuwir menggunakan tangan, di warung Bubur Bakar Pak Pri, ayam dimasak langsung bersama kuah dan bumbu.

“Menurut saya kalau disuwir pakai tangan dan kuku itu kurang higienis. Di sini ayamnya sudah tercampur dalam kuah, jadi tinggal disendok. Ini juga mempercepat pelayanan,” kata Supriyadi, yang juga akrab disapa Pak Pri.

Tidak hanya satu rasa, Bubur Bakar Pak Pri menyajikan dua varian kuah utama: opor yang gurih lembut dan seblak yang pedas menggigit. Keduanya menawarkan pengalaman berbeda, tergantung selera penikmat.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: