Ini Dia Penyebab Rupiah Drop, Tembus Level Terendah Sepanjang Masa!
Kurs rupiah memburuk!--
BACA JUGA:Dompet Digital Melejit! Transformasi Pembayaran & Remitansi
BACA JUGA:Bingung Memilih Investasi di Dompet Digital? Ini Perbedaan Saham dan Reksa Dana
Kalau sinyal yang dikasih pemerintah ambigu, investor makin ragu dan itu bahaya banget. Listya Endang Artiani dari Universitas Islam Indonesia bilang, pelemahan ini adalah hasil dari kombinasi dua sisi: tekanan eksternal dan internal.
Dari luar negeri, suku bunga tinggi di AS bikin investor global lebih milih naruh duitnya di sana karena return-nya lebih menarik. Akibatnya, dana asing cabut dari Indonesia.
Sementara dari sisi dalam negeri, problem kayak defisit perdagangan, utang luar negeri, dan ketidakpastian politik juga nggak kalah nyumbang tekanan.
Permintaan terhadap dolar makin tinggi, apalagi menjelang Lebaran atau saat jatuh tempo utang luar negeri. Ini makin bikin nilai tukar kita goyah.
BACA JUGA:BRI Dukung Regulasi Baru DHE SDA, Optimalkan Devisa Ekspor dan Perkuat Stabilitas Ekonomi
Pelemahan nilai tukar rupiah bukan cuma masalah buat pelaku pasar atau pejabat BI. Kita semua bisa ngerasain efeknya.
Barang-barang impor jadi makin mahal, mulai dari gadget, bahan makanan, sampai obat-obatan. Harga bensin juga berpotensi naik, yang akhirnya bikin harga-harga kebutuhan lain ikut terkerek.
Buat pelaku industri, terutama yang bahan bakunya impor, ini jadi beban berat. Biaya produksi naik, tapi belum tentu bisa langsung naikin harga jual. Ujung-ujungnya, bisa ngurangin produksi, bahkan PHK.
Yang lebih serem lagi, kalau investor mulai kehilangan kepercayaan secara menyeluruh, bisa terjadi capital outflow besar-besaran. Ini bisa bikin tekanan terhadap rupiah makin gila-gilaan dan ekonomi kita jadi stagnan.
BACA JUGA:10 Cara Cerdas Gunakan Dompet Digital agar Tetap Hemat di Tengah Ekonomi Sulit
BACA JUGA:Torehkan Sejarah, Surplus Capai 35,34 Miliar Dolar AS
Rupiah udah beberapa kali mengalami tekanan berat. Pas krisis moneter tahun 1998, nilai tukarnya sempat anjlok drastis. Lalu 2008-2009 pas krisis finansial global, juga goyang. Terus di 2020 saat awal pandemi COVID-19, rupiah sempat jeblok lagi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


