7.000 Telur Diselamatkan! Kisah Warga Cilacap Patroli 12 KM Demi Penyu
Jumawan pendiri Konservasi Penyu Nagaraja sedang memberikan edukasi kepada pengunjung.-RYNALDI FAJAR/RADARMAS-
CILACAP, RADARBANYUMAS.CO.ID – Lebih dari 7.000 telur penyu berhasil diselamatkan dan sekitar 6.400 tukik menetas di pesisir Cilacap sejak 2019 hingga 2025. Keberhasilan konservasi ini dicapai oleh Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap setelah melalui masa perjuangan yang melibatkan patroli jalan kaki sejauh 12 kilometer.
Awalnya, upaya konservasi dilakukan dengan keterbatasan akses di garis pantai sepanjang 25 kilometer. Koordinator Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap, Jumawan, menyatakan kesulitan patroli pada periode awal.
"Dulu tahun 2019 sampai 2023 kami patroli jalan kaki sejauh 12 kilometer bolak-balik setiap malam," kenang Jumawan pada Minggu (5/10/2025).
Medan berat dan minimnya dukungan membuat timnya hanya bisa menjangkau sebagian kecil area pantai. Namun, kelompok ini kemudian mengubah strategi dengan mensosialisasikan pentingnya pelestarian kepada nelayan.
BACA JUGA:Sampah Diduga Jadi Penyebab Kematian Lima Penyu di Pesisir Cilacap
"Kami tidak membeli telur penyu, tapi mengganti dengan ucapan terima kasih," kata Jumawan, menjelaskan metode mereka dalam memastikan penyerahan telur ke konservasi.
Titik balik terjadi sejak akhir tahun 2023 berkat bantuan motor trail dari pemerintah. Dukungan ini memperluas jangkauan patroli hingga 25 kilometer, mencakup seluruh bentangan pantai dari Pantai Sodong, Adipala, hingga Pantai Jetis, Nusawungu.
"Kalau dulu hanya sebagian, sekarang kita bisa pantau seluruh bentangan pantai hingga 25 kilometer," tuturnya.
Selain itu, melalui program Konservasi Mengajar, tim Nagaraja mengedukasi anak-anak sekolah di pesisir selatan.
"Anak-anak nelayan kami edukasi. Harapannya, ketika orang tuanya menemukan telur penyu, mereka bisa mengingatkan agar diserahkan ke konservasi," terang Jumawan.
BACA JUGA:Musim Penyu Bertelur Dimulai, Lima Sarang Sudah Terpantau
Peningkatan partisipasi masyarakat berbanding lurus dengan hasil yang dicapai, dengan total penyelamatan lebih dari 7.000 telur dan penetasan 6.400 tukik yang menarik perhatian dunia.
Meski demikian, proses konservasi tetap membutuhkan biaya operasional tinggi dan ketelatenan, terutama dalam perawatan tukik yang memiliki masa inkubasi 47 hingga 67 hari.
"Setiap hari kami harus memberi pakan dari kerang kupas, serta mengganti air laut di bak penampungan," ujar Jumawan, mengakui relawan tak jarang menggunakan uang pribadi untuk pompa air dan pakan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

