Banyak masyarakat masih kurang memahami kesehatan mental dan berbagai gangguan yang terkait dengannya.
Hal ini dapat menyebabkan persepsi yang salah dan mitos seputar kondisi kesehatan mental, seperti anggapan bahwa itu adalah tanda kelemahan atau kegagalan.
Karena stigma yang melekat, beberapa Gen Z takut untuk membicarakan masalah kesehatan mental mereka karena takut akan penolakan atau dicap sebagai "gila" oleh orang lain.
BACA JUGA:Manfaat Mengonsumsi Matcha untuk Kesehatan Mental
BACA JUGA:Mengenal Anhedonia Komplikasi dari Gangguan Kesehatan Mental
Daripada melihat Gen Z secara keseluruhan sebagai generasi yang lebih rentan secara mental, pendekatan yang lebih produktif adalah dengan memahami faktor-faktor individual dan kontekstual yang mempengaruhi kesejahteraan mental setiap individu.
Ini termasuk memfasilitasi dukungan sosial yang kuat, mengajarkan penggunaan teknologi yang bertanggung jawab, dan menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan positif.
Selain itu, penting bagi kita semua untuk menghilangkan stigma seputar masalah kesehatan mental dan menyediakan akses yang lebih baik ke layanan kesehatan mental yang terjangkau dan dapat diakses oleh semua orang, termasuk Gen Z.
Dengan pendekatan yang baik ini, kita dapat membantu Gen Z dan generasi berikutnya untuk berkembang secara positif dan mengatasi tantangan mental yang mereka hadapi dengan lebih baik. Jadi, kesehatan mental Gen Z lebih rentan, mitos atau fakta?. (dda)