CILACAP, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Kasus tuberkulosis (TB) masih ada di Kabupaten Cilacap. Sejumlah kendala dalam penanganan masih dijumpai di lapangan. Pemerintah Kabupaten Cilacap melakukan sejumlah upaya untuk menekan kasus TB di Cilacap.
Melalui Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Cilacap yang bekerjasama dengan stakeholder, penanganan dan penanggulangan kasus TB terus dioptimalisasikan.
Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Cilacap, dr Pramesti Giriana Dewi mengatakan, kendala yang dihadapi para kadernya yakni, ketersediaan logistik obat anti TB (OAT) khususnya untuk balita TPT. Serta penjemputan suspek dahak lantaran kondisi lokasi atau tempat tinggal pasien yang susah dijangkau.
"Seperti di wilayah pegunungan dan wilayah yang lebih luas dibandingkan jumlah kader kita, sehingga susah dijangkau," ujar Pramesti.
BACA JUGA:87 Desa di Cilacap Rawan Pergerakan Tanah
BACA JUGA:Pemkab Cilacap Masih Tunggu Penilaian AMDAL Terkait Pembangunan Cilacap Citimall
Dikatakan Pramesti, dari capaian indikator secara rinci melalui ivestigasi kontak sebanyak 1392 kali. Terdapat temuan suspek sebanyak 2543, kasus positif 1159, TPT dibawah lima tahun sebanyak 196 dan pelacakan pasien putus berobat sebanyak 367.
"Untuk itu kami bekerjasama dengan Yayasan Mentari Sehat Indonesia (MSI) terus berupaya mengoptimalkan penanganan dan penanggulangan kasus TB di Kabupaten Cilacap," katanya.
Melalui kerjasama tersebut, baik dengan pemerintah, MSI, puskesmas, kader komunitas, dan masyarakat, target eliminasi TB di Kabupaten Cilacap pada tahun 2030 diharapkan dapat tercapai.
Sementara itu Staf Program Sub-Sub Recipient (SSR) MSI Kabupaten Cilacap, Rokhmah Agus Ciptaningsih mengatakan, pihaknya akan melakukan upaya melalui investigasi kontak (IK) terhadap orang yang kontak dengan pasien TB.
"Peran kader komunitas dalam mobilisasi dan edukasi kepada sasaran kontak serumah untuk pemberian terapi preventif TB (TPT) perlu lebih dioptimalkan. Karena TPT ini merupakan salah satu strategi untuk mencegah perkembangan TB laten menjadi TB aktif, khususnya anak-anak di bawah lima tahun," ujarnya. (ray)