RADARBANYUMAS.CO.ID - Kirab Pusaka Keraton Surakarta Hadiningrat merupakan sebuah tradisi megah yang telah diwarisi secara turun-temurun oleh kerajaan Surakarta. Acara ini tidak hanya sekadar perayaan, namun juga sebuah bentuk penghormatan terhadap warisan budaya dan sejarah kekaisaran Jawa.
Kirab pusaka adalah sebuah upacara tradisional yang melibatkan prosesi perarakan pusaka kerajaan. Dalam konteks Keraton Surakarta Hadiningrat, kirab pusaka melibatkan artefak bersejarah, mulai dari pakaian tradisional, senjata kuno, hingga alat musik tradisional.
Tradisi kirab pusaka memiliki makna mendalam dalam sejarah keraton. Melalui prosesi ini, keraton tidak hanya memperlihatkan kekayaan budaya dan warisan sejarahnya, tetapi juga menjaga keberlangsungan nilai-nilai tradisional.
Kirab pusaka menjadi bukti nyata bahwa Keraton Surakarta Hadiningrat memegang teguh tradisi nenek moyangnya, mempertahankan kepercayaan dan kebijaksanaan yang telah diwarisi selama berabad-abad.
BACA JUGA:Grebeg Sudiro, Bukti Indahnya Akulturasi Budaya Tionghoa dan Jawa
BACA JUGA:Grebeg Maulud Solo, Perpaduan Budaya dan Agama
Sejarah Kirab Pusaka Keraton Surakarta Hadiningrat
Kirab pusaka yang dikenal dengan kehadiran kerbau bule merupakan tradisi kuno yang telah melekat dalam sejarah Keraton Surakarta Hadiningrat. Awal mula kirab pusaka ini dapat ditelusuri kembali ke masa pemerintahan Raja Pakubuwono X.
Raja Pakubuwono X memerintah antara tahun 1893 hingga 1939. Saat itu, pada setiap Selasa dan Jumat kliwon menurut penanggalan Jawa, Raja Pakubuwono X mengadakan keliling sekitar tembok Baluwarti.
Perjalanan rutin ini, yang awalnya hanya merupakan kegiatan seorang raja, berkembang menjadi sebuah tradisi kerajaan yang monumental. Dalam setiap perjalanan kirabnya, Raja Pakubuwono X didampingi oleh kerbau bule yang melambangkan kekuatan dan kehormatan.
Keberadaan kerbau bule dalam kirab pusaka ini memberikan pesan simbolis tentang ketangguhan dan kebesaran kerajaan, menciptakan tradisi yang kaya akan makna dan nilai-nilai budaya.
BACA JUGA:Pasar Gede Harjonagoro, Wisata Budaya dan Kuliner Solo
BACA JUGA:Pura Mangkunegaran, Wisata Sejarah dan Kebudayaan Jawa
Seiring berjalannya waktu, tradisi kirab pusaka dengan kerbau bule ini tidak hanya menjadi kenangan bersejarah, tetapi juga sebuah warisan yang dilestarikan dengan penuh kebanggaan oleh kerabat Keraton Solo hingga hari ini.
Upaya pelestarian tradisi ini mencerminkan dedikasi tinggi untuk menjaga akar budaya dan sejarah kerajaan, serta mengajarkan nilai-nilai tradisional kepada generasi penerus agar tetap dihargai dan dipahami dalam konteks keberlanjutan budaya bangsa.