Harga tersebut bisa melonjak dua kali lipat sampai Rp 8.000 per ekor, jika daging puyuh sudah dibumbui dan siap digoreng. Minimal satu tahun sekali harus ada regenerasi indukan jika tidak ingin produktivitas telur berkurang.
"Bibit juga saya ternakkan sendiri. Untuk induk yang petelur dan untuk pembibitan dipisahkan. Kandang juga sudah semi otomatis seperti untuk pembesaran bibit, panas kandang sudah otomatis diatur lampu.
Di indukan untuk petelur, pengisian air minum langsung terisi otomatis ketika stok air minum habis. Intinya beternak burung puyuh untuk pemula tidak sulit asal telaten," pungkas Nurrohman. (*)