CILACAP, RADARBANYUMAS.CO.ID - Setelah mengadakan 'Seminar dan Pelatihan Keadaan Darurat Bencana Rumah Tangga' bagi para istri pekerja, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU IV Cilacap kembali menggelar kegiatan yang sama, menyasar warga di Kecamatan Cilacap Tengah dan Cilacap Selatan.
Seminar digelar di Gedung Patra Graha, komplek head office Kilang Cilacap, Rabu 08 Februari 2023, Diikuti 200 peserta dari anggota Kelompok Sadar Keamanan & Ketertiban Masyarakat (Pokdarkamtibmas), Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas/ Hansip), perangkat RT, RW dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK), serta para Lurah dari Kelurahan Cilacap, Sidanegara, Lomanis, Donan, dan Kutawaru.
Hadir sebagai pembicara, Badan Meteorologi Klimatologi & Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, serta narasumber Emergency & Insurance, HSSE PT KPI RU IV.
Cecep Supriyatna, Manager Communication, Relations & CSR PT KPI RU IV mengungkapkan penanggulangan bencana bukan semata menjadi tanggung jawab pemerintah saja.
"Mitigasi bencana adalah tanggung jawab kita bersama dan dikolaborasikan dengan masyarakat secara aktif. Itulah mengapa kami mengadakan seminar tanggap darurat bencana ini khususnya bagi warga," ujarnya.
Sosialisasi diawali dengan pengenalan kode-kode bunyi sirene yang sewaktu-waktu terdengar dari Kilang Cilacap disampaikan Yusuf Haidar, tim Emergency & Insurance HSSE PT KPI RU IV.
"Bunyi sirene dikategorikan dalam 3 peringatan yang harus dipahami warga sekitar. Jika terjadi keadaan darurat, suara sirene yang dibunyikan secara bergelombang selama 3 menit," ujar Yusuf.
Dengan mengetahui kode bunyi sirene tersebut, warga Cilacap diimbau tidak panik dan tetap menjaga suasana kondusif, sementara tim Pertamina mengatasi kejadian.
"Jika terdengar sirene selama 6 menit terputus-putus, berarti perlu dilakukan evakuasi. Apabila keadaan sudah aman maka ditandai dengan sirene tanpa putus selama 1 menit," jelasnya.
Lebih lanjut diinformasikan mengenai bunyi sirene yang rutin dinyalakan tiap Jumat pagi pukul 06.30 WIB. "Ini merupakan langkah antisipasi dan pengecekan rutin untuk memastikan sirene dalam keadaan aktif," kata Yusuf.
Taruna Mona Rachman, Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III, Tunggul Wulung Cilacap bersama 2 prakirawan BMKG Cilacap Teguh Wardoyo dan Adnan Dendy Mardika yang menjadi narasumber memaparkan tentang cuaca yang kini sulit untuk diprediksi.
Dikatakan Adnan, hal ini terjadi karena adanya perubahan iklim global.
"Tercatat, dalam beberapa dekade terakhir tren pemanasan global yang terjadi tidak wajar. Hal ini memengaruhi iklim sehingga cuaca semakin sulit untuk di prediksi," jelasnya.
Ia juga mengimbau agar masyarakat mewaspadai peningkatan frekuensi sambaran petir saat puncak musim hujan,
"Potensi terjadinya sambaran petir di wilayah Cilacap tergolong tinggi karena dekat dengan laut. Hal ini patut pula diwaspadai oleh Pertamina," ujarnya.