BANYUMAS-Seorang petani Purwaji di Kelurahan Sumpiuh Kecamatan Sumpiuh menggunakan rice transplanter atau mesin tanam padi, Jum'at (13/1) untuk 400 ubin sawah.
Selain lebih cepat dalam proses penanaman bibit padi. Penggunaan rice transplanter masih memiliki sejumlah keuntungan lainnya.
"Tanam bibit memakai mesin lebih hemat," terang Purwaji.
Purwaji mencontohkan dari segi tenaga kerja. Ketika tanam manual membutuhkan hingga 24 orang untuk tandur. Sedangkan aplikasi mesin transplanter cukup satu orang operator dan satu orang untuk membatu.
Berkurangnya tenaga kerja otomatis menekan biaya operasional lainnya. Purwaji tidak lagi mengeluarkan uang makan untuk 22 orang.
"Penggunaan mesin tidak membuat bibit padi stres karena persemaian menggunakan nampan," imbuh Purwaji.
Cara manual pencabutan bibit dari persemaian atau dalam bahasa setempat disebut 'ndaut' dapat mengakibatkan tanaman padi mengalami stress.
Stres dipicu oleh perlakuan petani dalam proses 'ndaut'. Petani menghentak-hentakan bibit untuk membersihkan lumpur.