BANYUMAS-Upacara entas-entas di Lapangan Desa Klinting Kecamatan Somagede, Sabtu (1/10) tidak hanya untuk menyempurnakan leluhur.
"Entas-entas juga untuk menyempurnakan janin yang keguguran, anak-anak yang meninggal sebelum akil balig," jelas Wakil Ketua Dewan Pakar Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat Bidang Keagamaan dan Spiritualitas, Aji Dewa Suratnaya.
Entas-entas anak bajang atau keguguran yang belum diketahui jenis kelaminnya. Ada syarat yang harus dibawa yakni dua set pakaian, laki-laki dan perempuan.
BACA JUGA:Sakral, 144 Ribu Leluhur Disempurnakan di Upacara Entas-Entas di Lapangan Desa Klinthing Somagede
Orang tua atau ibu memiliki kepedulian terhadap calon yang gagal atau keguguran. Sehingga, jiwa-jiwa mereka harus disempurnakan untuk dikembalikan ke asalnya agar tidak menjadi limbah.
Limbah dapat menyebabkan ibu sakit secara fisik dan juga psikis. Seperti dihantui.
"Jiwa-jiwa suruh kembali ke asal. Baju-baju dibawa. Begitu kira-kira gambarannya," tandas Aji Dewa. (fij)