CILACAP, RADARBANYUMAS.CO.ID - Sebanyak 24 kepala keluarga (KK) yang terdampak tanah bergerak di Dusun Pagergunung, Desa Karanggintung, Kecamatan Gandrungmangu, akan dibuatkan hunian sementara atau huntara.
Rencananya pembangunan huntara akan dilaksanakan pada tahun 2022 ini.
Sekretaris Desa Karanggintung, Aris Yulianto mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cilacap melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sudah melakukan pengukuran tanah di lokasi pembangunan huntara.
BACA JUGA:Percepat Operasional Bandara JBS, Pemkab Purbalingga Lakukan Pertemuan Dengan Kemenhub di Jakarta
"Tindak lanjut tanah bergerak bencana alam 13 Mei 2021. Hari ini, BPBD melakukan survey ke lokasi rencana lokasi huntara," kata dia.
Menurut Aris, sebagai tindak lanjut penanganan tanah bergerak, warga terdampak bencana harus menempati tempat yang aman.
Salah satunya yakni Pemkab Cilacap melalui BPBD mendirikan huntara.
BACA JUGA:Pelanggaran Angkutan ODOL Banyak di Jalan, Di Unit Uji Semakin Minim
"Pemerintah desa wajib menyediakan tanah. Jadi tanah untuk pembuatan huntara milik desa. Nanti setelah itu, dibangun hunian tetap (huntap). Pemkab akan membeli tanah untuk relokasi warga terdampak ke huntap. Rencananya dibangun di tahun 2023," jelas Aris.
Dikatakan Aris, saat ini sebanyak 24 kepala keluarga yang terdampak tanah bergerak, masih berada di rumah masing-masing.
Beberapa mendirikan gubuk di depan rumah yang terdampak tanah bergerak.
BACA JUGA:Soal Mundurnya Ketua RT dan RW di Desa Cilongok, Begini Kata Camat Cilongok
"24 keluarga masih di rumah masing-masing, ada yang membuat gubuk, ada yang sudah dirobohkan rumahnya dan mendirikan gubuk sementara. Untuk rumah yang rusak berat ada 10 sedangkan yang sudah roboh ada tiga rumah," kata Aris.
Menurut Aris, tanah bergerak di Dusun Pagergunung hingga saat ini masih terus terjadi.
Terlebih saat hujan deras. Pihaknya pun meminta masyarakat untuk selalu waspada terhadap ancaman yang sewaktu-waktu dapat terjadi.