PURBALINGGA,RADARBANYUMAS.CO.ID- Kain batik Ecoprint di Purbalingga masih terkendala pemasaran.
Pasalnya, pembelian oleh konsumen hanya bisa diandalkan dari adanya pameran.
Padahal pameran tidak setiap hari. Membutuhkan upaya pemasaran yang lebih masif agar produk Ecoprint yang ramah lingkungan bisa lebih moncer.
BACA JUGA:Waspada, Wilayah Pantai Cilacap Bagian Timur Banjir Rob
Retno Alfiatoen (55) dari Bude Al Ecoprint Toyareka Kemangkon kepada Radarmas saat pameran UMKM di alun-alun Purbalingga, Selasa 30 Agustus 2022, mengaku adanya kondisi seperti itu.
Kadang ketika pembeli di pameran menularkan informasi ke rekannya masih bisa ada harapan dapat konsumen lain.
"Inginnya kami di perajin batik Ecoprint, pemasaran bisa lebih kontinyu. Namun kami juga tak memungkiri karena batik Ecoprint yang cukup tinggi harganya, akan menjadi pertimbangan konsumen," katanya.
BACA JUGA:Warga Desa Tidu Purbalingga Meninggal Tersengat Listrik di Rumah Tetangganya
Harga kain batik Ecoprint berbentuk pakaian, dipatok harga minimal 300 ribu.
Karena ongkos produksi dan penanganan yang sangat kompleks saat pembuatan batik, sangat menentukan harga.
"Kami full alami,mulai dari bahan, daun dan cairan yang digunakan. Aman dan ramah lingkungan. Butuh waktu sampai lebih dari seminggu untuk menghasilkan batik Ecoprint," rincinya dihadapan perajin Ecoprint lainnya.
Ia berharap pameran kali ini di alun alun bisa membuahkan pemasaran yang bagus. Lalu berlanjut ke mitra lainnya di Ecoprint.