LA PAZ – Argentina memang belum pasti absen di Piala Dunia 2018 Rusia mendatang. Akan tetapi hingga matchday ke-14 kualifikasi Piala Dunia zona CONMEBOL kemarin (29/3), juara dunia dua kali tersebut posisinya kritis.
Gara-gara kekalahan 0-2 oleh Bolivia di Stadion Hernando Siles kemarin (29/3) maka kans kelolosan Argentina mengecil. Albiceleste, julukan Argentina, wajib mendulang poin maksimal di empat matchday tersisa. Sampai kemarin Argentina baru mengemas 22 poin dalam 14 laga. Padahal angka 'aman' buat lolos adalah 30.
Boleh saja Argentina berkoar akan menyapu bersih poin di laga sisa. Hanya Lionel Messi dkk masih berhadapan dengan tim sekelas Uruguay (31/8) dan Ekuador (10/10). Dua laga di luar Uruguay dan Ekuador, yakni versus Venezuela (5/9) dan Peru (5/10), boleh dianggap lawan enteng.
Pelatih Argentina Edgardo Bauza kepada Four Four Two kemarin mengatakan kekalahan kemarin menjadi pukulan telak bagi timnya. Dalam matchday ke-14 kemarin, selain Argentina tim lima besar lain yang mengalami kekalahan adalah Uruguay. Uruguay kalah 1-2 oleh Peru di Lima.
Sedangkan Brasil menekuk Paraguay 3-0 di Sao Paolo. Kemudian Cile menang 3-1 atas Venezuela di Santiago. Lalu Kolombia mempermalukan Ekuador 2-0 di Quito.
“Kami harus berpikir apa yang akan datang kepada kami selanjutnya. Kami masih berpeluang lolos dan bermimpi untuk lolos dari kualifikasi Piala Dunia ini,” kata Bauza seperti diberitakan Four Four Two.
Kekalahan kemarin kian menebalkan fakta seandainya Argentina bukanlah tim yang menakutkan tanpa kehadiran bintangnya Lionel Messi. Messi yang dihukum empat laga absen oleh FIFA terhitung sejak pertandingan kemarin hanya bisa meratap karena sanksi padanya jatuh di fase krusial buat Argentina.
ESPN menuliskan dari 14 laga kualifikasi Piala Dunia 2018 ini, Messi tampil enam kali. Lima diantaranya berhasil menang dan sekali menang. Sedang delapan laga tanpa Messi di kualifikasi, sekali menang, empat imbang, dan tiga kalah.
Terlepas tanpa kehadiran Messi di lapangan, skuad Argentina yang bermain di La Paz kemarin jelas bukan tim terbaik Bauza. Gonzalo Higuain, Javier Mascherano, Nicolas Otamendi, dan Lucas Biglia terkena akumulasi.
Kemudian Sergio Aguero yang dalam preparasi laga kurang fit, dalam laga kemarin juga hanya diturunkan sebagai cadangan. “Masalah dengan ketinggian datang 20 menit sebelum pertandingan,” ucap Bauza soal didropnya Aguero.
Nah, bermain di stadion yang letaknya mencapai 3.637 meter di atas permukaan laut (mdpl) memang mendatangkan kesulitan tersendiri buat Argentina. Dengan kandungan oksigen yang tipis maka sulit bagi pesepak bola yang belum terbiasa bermain di ketinggian akan merasakan pusing karena asupan oksigen yang didapat sangat minim.
Dari hasil penelitian yang diberitakan New York Times FIFA sempat membuat larangan pertandingan digelar di satu lokasi yang terlatak di atas 2.500 mdpl. Setelah diberlakukan per Mei 2007, setahun kemudian sanksi tersebut dicabut.
Bauza sebenarnya sudah membuat 'doping' untuk anak buahnya melawan Bolivia ini. Yakni cocktail viagra, kafein, dan paracetamol. Viagra yang dikenal selama ini untuk mengatasi disfungsi ereksi ternyata bisa berguna melawan penurunan asupan oksigen ketika bertanding di kawasan yang tinggi.
Meski viagra bisa memacu kinerja jantung lebih cepat toh Badan Anti Doping Dunia (WADA) tak memasukkan viagra dalam zat yang dilarang selama pertandingan.
Paracetamol sendiri disuntikkan ke dalam tubuh pemain sebagai penghilang rasa pusing yang timbul karena bermain di ketinggian tertentu.
Sebenarnya pelatih Bolivia Mauricio Soria pun layak diacungi jempol dengan menggunakan strategi memakai 'putra daerah' dalam pertandingan kemarin. Delapan dari sebelas pemain yang diturunkan Soria kemarin cukup akrab dengan Stadion Hernando Siles.
Diego Bejarano (The Strongest), Alejandro Chumacero (The Strongest), Diego Wayar (The Strongest), Raul Castro (The Strongest), Pablo Escobar (The Strongest)
Ronald Raldes (Bolivar), Enrique Flores (Bolivar), dan Juan Carlos Arce (Bolivar) adalah pemain-pemain yang berkandang di Stadion Hernando Siles.
Soria dalam preskon kemarin seperti diberitakan El Pais kemarin mengatakan meski timnya sudah dipastikan tak lolos Piala Dunia 2018 bukan berarti mereka tak habis-habisan setiap bermain di kandang. Sehingga kalau tim seperti Argentina berpikir Bolivia menyerah hal itu salah.
“Kami optimis kalau sepak bola Bolivia akan terus berkembang. Dengan kemenangan lawan Argentina ini saya berharap akan diberi kesempoatan dua tahun ke depan menata tim ini,” tutur pelatih 50 tahun itu. (dra)