BANJARNEGARA- Penculikan yang dialami Sofia Nur Atalina, mahasiswi Fakultas Kedokteran Unsoed Purwokerto, ternyata tak hanya membuat heboh Purwokerto. Desa Gumelem Wetan, Kecamatan Susukan Banjarnegara juga turut geger dengan kasus tersebut.
Pasalnya, lima orang pelaku penculikan tersebut-tiga diantaranya masuk Daftar Pencarian Orang (DPO)- ternyata berasal dari satu desa, yakni Desa Gumelem Wetan. Saat ini, warga Gumelem Wetan pun tidak menyangka jika para pelaku penculikan tersebut merupakan orang yang mereka kenal.
Lima pelaku penculikan itu ialah Wahyu Budianto dan Dion yang tinggal di RT 5 RW 1, Doso warga RT 1 RW 6, dan Oo warga RT 2 RW 3. Hanya, Deni Priyanto yang sebelumnya tinggal di RT 5 RW 1 Gumelem Wetan, saat ini sudah pindah ke Sidareja, Cilacap. Seperti diberitakan sebelumnya, polisi sudah berhasil meringkus Wahyu Budianto dan Deni Priyanto.
Hasil penelusuran Radarmas, keseharian para pelaku di tempat tinggalnya tidak ada yang berbeda dengan pemuda lainnya. Misalnya, Wahyu Budianto yang telah ditangkap di daerah Pengandaran Rabu (7/9) malam lalu. Dalam kesehariannya, pria lajang yang juga pedagang kambing ini tetap bergaul dengan sesama pemuda lainnya. Baik dalam kegiatan desa maupun keagamaan. :Warga di sini begitu mendengar kabar penculikan kaget, karena tidak menyangka kalau mereka yang melakukan," kata Kepala Desa Gumelem Wetan Suwardjo, Jumat (9/9).
Sementara itu, Sunardi salah satu keluarga pelaku yang bernama Doso, mengaku tidak menyangka jika adiknya akan berbuat senekat itu. Saat ketemu dengannya, Doso tidak pernah mengeluhkan persoalan ekonomi atau lainnya. Menurut Sunardi, Doso sudah mulai tidak kelihatan dua hari sebelum kejadian penculikan di Purwokerto.
Dia menuturkan, kepada istrinya, Doso berpamitan akan pergi ke pasar.
“Untuk setiap harinya, dia usaha gula. Termasuk mobil yang digunakan adalah milik Doso,” kata dia
Lebih jauh, Sunardi meminta kepada para pelaku supaya menyerahkan diri ke pihak yang berwajib. Tindakan itu dinilainya tidak akan membuat persoalan yang tengah dialami mereka terus berlarut-larut.
Apalagi saat ini Doso terus ditanyakan oleh buah hatinya. Doso meninggalkan tiga anak dan istri sebagai ibu rumah tangga di rumah.
"Rata-rata adalah tulang punggung keluarga. Jika takut menyerahkan diri, kami keluarga siap menemani. Atau silahkan saja ke Balai Desa agar kami pemerintah desa bisa jembatani dengan pihak kepolisian," ujarnya.
Sunardi yang juga menjabat sebagai Kepala Dusun 1, Desa Gumelem Wetan ini mengatakan, kelima pelaku tidak mempunyai catatan kriminal di daerah. Hanya, Deni Priyanto yang sudah dikenal kerap melakukan tindakan melawan hukum. Itupun, dilakukan di luar Desa Gumelem Wetan.
"Mungkin mereka tengah terdesak kebutuhan, kebetulan bertemu dengan Deni. Seperti Wahyu Budianto yang berpamitan, katanya mau membantu membangun rumah Deni di Sidareja. Sebagai orangtua tidak ada curiga apa-apa,” tuturnya.
Saat ditanya soal pendampingan hukum, Sunardi menambahkan hal tersebut belum dikomunikasikan dengan kelurga pelaku lainnya. Saat ini keluarga dari pelaku hanya bisa pasrah.
Sementara, dari Purwokerto dilaporkan, Deni alias Pepe, sebelumnya pernah melakukan tindak kejahatan berupa pencurian di wilayah hukum Jakarta dan Bekasi. Di sana, pelaku pernah melakukan tindak kejahatan dan menjalani proses hukum sebanyak dua kali.
Kapolres Banyumas AKBP Gidion Arif Setiawan melalui Kasat Reskrim Polres Banyumas AKP Andi Kadesma SH mengatakan, Deni alias Pepe pernah berpengalaman melakukan tindak kejahatan. Deni dinilai memiliki kemampuan untuk mengorganisir rekan-rekannya melakukan tindak kriminal.
"Deni alias Pepe seseorang yang berpengalaman, dilihat dari cara mengincar target dan melakukan eksekusi," ungkapnya.
AKP Andi memaparkan, menurut pengakuan pelaku, sebelumnya dia belum pernah melakukan aksi penculikan. Namun, jika dilihat dari caranya mengorganisir kelompoknya, dia adalah seseorang yang berpengalaman.
"Menurut pengakuan pelaku, dia belum pernah melakukan penculikan. Tapi, dari cara memperkirakan setidaknya dia pernah mendengar atau bergabung dengan kelompok lain di Jakarta," tegas AKP Andi. Saat ini, polisi masih memburu tiga tersangka lainnya yaitu Wulung, Oo dan Dion.
Sementara itu, satu tersangka lainnya yang sudah diamankan yaitu Wahyu Budiarto mengaku bahwa dia hanya mengikuti perintah rekannya. Perannya dalam kasus penculikan ini, hanya membantu melakukan eksekusi.
"Saya tidak tahu kalau diajak menculik, sebelumnya saya mengontak Pepe menanyakan pekerjaan. Sebab, sedang memerlukan uang utuk modal ternak kambing di rumah," katanya.
Sesuai kesepakatan, dia dijanjikan akan diberi komisi sebanyak Rp 5 juta oleh Pepe setelah berhasil mendapat uang Rp 60 juta sesuai permintaan kepada orang tua korban. "Pepe berjanji akan memberi Rp 5 juta, sedangkan sisanya juga dibagi-bagi dengan teman-teman lainnya," tuturnya. (uje/mif/dis)