BANJARNEGARA, RADARBANYUMAS.CO.ID - Upaya penyelamatan Daerah Aliran Sungai (DAS) Serayu kembali diperkuat, melalui gerakan konservasi lintas lembaga. Sebanyak 29 ribu pohon dan 30 ribu benih ikan ditebar di kawasan waduk dan desa-desa rawan longsor, sebagai bagian dari langkah memperlambat laju kerusakan lingkungan sekaligus memulihkan ekosistem.
Kegiatan yang melibatkan PLN Indonesia Power UBP Mrica, Forkopimda, Forkopimcam, Serayu Network, dan perwakilan 15 desa ini dilakukan di zona hulu serta area tengah DAS Serayu wilayah yang menjadi sumber utama sedimentasi Waduk PLTA Mrica.
Senior Manager PLN Indonesia Power UBP Mrica, Nazrul Very Andhi menegaskan, pelestarian DAS Serayu merupakan program jangka panjang yang harus terus dijalankan.
“Saat ini kami menanam 19 ribu pohon, di antaranya kopi dan aren, serta menebar 30 ribu benih ikan seperti grastaf dan nilam, untuk menjaga kelestarian ekosistem di DAS Serayu,” ujarnya, Rabu (10/12).
BACA JUGA:104 Ribu Benih Ikan Ditebar di Sungai Serayu, Ancaman Destructive Fishing
Menurutnya, dengan menanam 10 ribu pohon jabon, bisa untuk mendukung ekonomi warga di masa depan.
“Pohon jabon bisa dipanen dalam tiga tahun dan hasilnya bisa dinikmati masyarakat. Kegiatan ini dilakukan di zona tengah dan zona hulu, termasuk 15 desa di Banjarnegara utara. Kami suplai bibit untuk menjaga degradasi lahan yang makin luas,” jelas Nazrul.
Dia menyampaikan, sedimentasi yang menumpuk di waduk berawal dari rusaknya lahan hulu. Karena itu, penanaman pohon berakar kuat menjadi strategi utama.
Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Banjarnegara, Herrina Indri Hastuti menyatakan, kegiatan konservasi ini lahir dari kesadaran bersama untuk menjaga kabupaten yang sebagian besar merupakan wilayah rawan bencana.
BACA JUGA:Ribuan Benih Ikan Ditebar di Hulu Serayu, Gerakan Konservasi Hidupkan Ekonomi Warga
“Banjarnegara ini 70 persen lebih daerah rawan bencana, sehingga harus kita jaga agar potensi bencana bisa kita kendalikan,” katanya.
Herrina juga menyinggung pentingnya kolaborasi besar untuk menangani sedimentasi Waduk PLTA Sudirman.
“Kami berharap penanganan DAS Serayu bisa menjadi proyek strategis nasional. Jika berhasil, kolaborasi lintas sektor akan besar pengaruhnya,” ujarnya.
Perwakilan Serayu Network, Maman Fansyah menjelaskan, distribusi bibit disesuaikan dengan tingkat kerawanan bencana.
“Fokus kami pada desa-desa kritis rawan longsor seperti Suwidak, Wanayasa, Kalibening, Karangkobar, dan Pagentan. Material longsor dari sana masuk ke Sungai Merawu dan menjadi sedimentasi waduk,” jelasnya.