KELEBIHAN MUATAN : Dirjen Perhubungan Darat memergoki sopir truk yang membawa muatan berlebih saat pembukaan jembatan timbang Ajibarang. ALI IBRAHIM/RADARMAS
AJIBARANG-Area yang cukup sempit di Jembatan Timbang Ajibarang atau Unit Pelaksanaan Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Ajibarang rencananya bakal direlokasi. Namun belum ada kepastian mengenai relokasi tersebut.
Hal tersebut dikatakan Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi saat membuka UPPKB Ajibarang, Sabtu (15/9) lalu.
"Sebenarnya jembatan timbang di Ajibarang akan direlokasi karena tempatnya terlalu kecil. Namun, karena belum ada pergerakan lelang untuk relokasi, Jembatan Timbang Ajibarang dihidupkan atau dibuka lagi," ujarnya.
Menurutnya dibukanya UPPKB Ajibarang karena banyaknya keluhan warga Bumiayu terkait kendaraan dari arah Cilacap, Purbalingga, hingga Banyumas yang over dimension and over loading (ODOL).
"Jadi kemarin warga Bumiayu mengancam mau menutup jalan. Khususnya di fly over Kretek," ungkapnya. Menurut Budi, sampai bulan Agustus sudah ada 11 jembatan timbang di seluruh indonesia. Pada bulan Sepetember nanti ada 43 jembatan timbang, kemudian akhir tahun 2018 ada 92 jembatan timbang.
Saat ini, lebih konsentrasi terhadap permasalahan ODOL meskipun banyak masyarakat yang mempertanyakan kenapa baru sekarang. Regulasi terkait dengan ODOL ini sebenarnya sudah lama ada namun pengawasannya selama ini belum efektif.
"Makanya, sekarang dilakukan supaya efektif lagi. Saya sudah komunikasi dengan semua asosiasi kemudan dengan Organda, Apindo, bahkan dengan Kadin," jelasnya.
Menurut Budi Setiyadi, jembatan-jembatan timbang yang ada saat sekarang merupakan sisa-sisa dari pemerintah provinsi yang kadang tempatnya kecil dan dipaksakan. Yang penting untuk pendapatan asli daerah.
"Kalau sekarang untuk pengawasan, ada pelanggaran, ya, ditilang. Jadi, kadang jembatan timbang asal ada dahulu, kecil, dan sebagainya. Kalau kecil dan tidak memenuhi syarat, saya pindahkan atau tutup," kata Budi Setiyadi.
Terkait dengan jembatan timbang yang akan dihidupkan hingga akhir tahun 2018, Budi Setiyadi menyebutkan 93 titik di antaranya sudah mendekati ideal karena telah tersedia tempat parkir. Selain itu, kata Budi Setiyadi, semua bangunan jembatan timbang itu diubah, termasuk dengan filosofinya.
"Kalau dahulu gelap tertutup, sekarang saya buat menjadi terang dan terbuka sehingga orang masuk ke mana arahnya cukup," imbuhnya. (ali)