BANYUMAS, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Keberadaan ani-ani atau alat tradisional untuk memetik tangkai padi siap panen sudah jarang sekali terlihat di kalangan petani. Sebab, fungsinya telah digantikan diantaranya oleh arit ketika memanen.
Di tengah langkanya ani-ani, Watini masih tetap mempertahankan untuk memetik tangkai padi. Ani-ani selalu digunakan ketika menjalani pekerjaan musiman mengais sisa-sisa panenan padi di sawah atau disebut ngasag.
"Cuma saya yang masih pakai ani-ani saat ngasag," ujar Watini di sela aktivitasnya di sawah, Kamis (21/3/2024).
Menurutnya, lebih praktis menggunakan ani-ani ketimbang alat lain untuk memetik sisa padi. Sebab, langsung memotong tangkai dengan ukuran terpendek meskipun dilakukan satu per satu.
BACA JUGA:Lestarikan Tradisi, Warga Mujur Lor Panen Padi Gunakan Ani-Ani
BACA JUGA:Menggali Makna dan Keunikan Tradisi Mimiti Pari, Ritual Sebelum Panen Padi di Banyumas
Dengan demikian, nantinya pada saat merontokan gabah dapat hasil yang lebih bersih. Tidak terlalu banyak kotoran dari daun maupun tangkainya.
"Sekarang banyak yang tidak bisa menggunakan ani-ani untuk memetik tangkai padi," imbuhnya.
Pantauan Radarmas, diantara kelompok ngasag terlihat hanya Watini yang memakai ani-ani untuk memetik tangkai padi. Pada ani-ani terdapat pisau yang sisi tajamnya dipasang pada papan kecil dengan tangkai melintang di bagian tengahnya.
Tangkai ani-ani biasanya berbahan bambu kecil dengan ujung dibuat runcing. Disebut Watini memakai ani-ani untuk petik tangkai padi sebenarnya mudah. Tapi, bagi yang tidak terbiasa menjadi sulit. Sebab, cara pakainya diselipkan di sela ruas jari. (fij)