Banner v.2

Program PEMANTAU FIKes UMP Perkuat Kesehatan Warga Rawalo Lewat Pemanfaatan TOGA

Program PEMANTAU FIKes UMP Perkuat Kesehatan Warga Rawalo Lewat Pemanfaatan TOGA

Tim Dosen FIKes UMP dorong kesehatan warga Rawalo lewat program “PEMANTAU” berbasis TOGA sebagai pengobatan aman, efektif, dan terjangkau.-HUMAS UMP UNTUK RADARMAS-

RADARBANYUMAS.CO.ID - Tim Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) Program Studi Keperawatan Anestesiologi D4 Universitas Muhammadiyah Purwokero 2025. Mengadakan kegiatan Sosialisasi dan Persiapan Lahan Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) Pengabdian Kepada Masyarakat Kompetitif Nasional Batch III Tahun 2025. Kegiatan ini diselenggarakan di Aula lantai 2 Kantor Kecamatan Rawalo, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. 

Dan kegiatan selanjutnya adalah memberikan pelatihan seputar penanaman hidroponik pada tanaman TOGA sebagai inovasi teknologi yang bisa dilakukan pada warga yang tidak punya lahan untuk penanaman TOGA, kegiatan tersebut berlangsung pada awal bulan desember 2025.

Ketua Tim PKM, Ns. Rully Annisa, S.Kep., M.Kep menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan langkah sinergi untuk meningkatkan kesehatan melalui pemberdayaan masyarakat berupa pemanfaatan tanaman obat keluarga yang ada disekitar rumah sebagai alternatif pengobatan bagi penderita diabetes dan hipertensi di Desa Rawalo, Banyumas.

“Kami berharap dengan adanya program ini nantinya akan menciptakan warga yang sehat, dan menginisiasi warga Desa Rawalo agar lebih aktif dalam program kesehatan desa”. Ujar Bu Rully. 

Kegiatan ini melibatkan partisipasi aktif dari kader kesehatan, tokoh masyarakat, dan warga setempat. Program ini dirancang khusus untuk memberikan edukasi mendalam serta keterampilan praktis terkait manajemen kesehatan preventif dan respons cepat terhadap kondisi darurat di lingkungan sekitar. 

"Program ini melibatkan serangkaian kegiatan, mulai dari penyuluhan intensif mengenai manfaat spesifik tanaman obat, cara budidaya yang benar di pekarangan rumah, hingga metode pengolahan ramuan yang higienis dan aman,"Jelas Bu Rully.

Lebih Lanjut Bu Rully menambahlan peserta program, yang sebagian besar adalah penderita hipertensi dan diabetes, diajarkan cara memantau tekanan darah dan kadar gula darah mereka secara berkala sambil mengonsumsi ramuan herbal sebagai terapi pendamping (komplementer).

"Kami melihat antusiasme yang tinggi dari warga. Mereka tidak hanya belajar menanam, tetapi juga merasakan manfaat langsungnya. Pengukuran awal dan akhir program menunjukkan adanya perbaikan signifikan dalam kontrol tekanan darah dan gula darah pada peserta yang rutin mengonsumsi ramuan TOGA,"  ungkapnya.

Studi pendamping yang dilakukan dalam program ini menyimpulkan bahwa intervensi non-farmakologis melalui TOGA efektif sebagai bagian dari manajemen kesehatan terintegrasi. Selain perbaikan parameter kesehatan, program ini juga berhasil meningkatkan kemandirian masyarakat dalam merawat diri dan mengurangi pengeluaran biaya pengobatan rutin. Inisiatif ini membuktikan bahwa pendekatan kesehatan tradisional yang terstruktur dan teredukasi dapat menjadi alternatif yang kuat dalam sistem kesehatan masyarakat, sejalan dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mengintegrasikan pengobatan tradisional yang terbukti aman dan efektif ke dalam layanan kesehatan primer.

Keberhasilan program "PEMANTAU" ini diharapkan dapat menjadi model percontohan yang dapat direplikasi di berbagai daerah di Indonesia, membuka jalan bagi solusi kesehatan yang lebih merata dan berkelanjutan berbasis potensi lokal.(RA/Chy)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: