Produktivitas Panen Tanaman Cabai Rawit di Desa Selanegara Sumpiuh Turun 50 Persen
Petani memantau tanaman cabai rawit yang diserang hama tikus. Salah satu upaya pengendalian, di lokasi dipasang jebakan, Kamis (11/12).-FIJRI RAHMAWATI/RADARMAS-
Petani memantau tanaman cabai rawit yang diserang hama tikus. Salah satu upaya pengendalian, di lokasi dipasang jebakan, Kamis (11/12). -FIJRI/RADARMAS-
BANYUMAS, RADARBANYUMAS.CO.ID - Petani tanaman cabai rawit di Desa Selanegara Kecamatan Sumpiuh sedang menghadapi masa sulit. Selain faktor cuaca, juga serangan hama dan penyakit.
Miswanto menyampaikan dalam beberapa waktu terakhir tanaman cabai diserang hama tikus. Hewan pengerat ini naik ke batang dan ranting tanaman untuk merusak cabai baik yang masih muda maupun siap panen.
"Panen cabai rawit turun sampai kisaran 50 persen terdampak cuaca ekstrem dan serangan hama penyakit," ujar Miswanto, Kamis (11/12).
Berbagai upaya sudah dilakukan untuk pengendalian hama tikus. Diantaranya memasang jebakan, memberi umpan hingga menyempatkan waktu ronda di malam hari. Akan tetapi, belum menunjukan hasil signifikan. Bekas cacahan cabai oleh tikus berserakan di bawah tanaman.
BACA JUGA:Pedas, Harga Cabai Rawit Tembus Rp 90 Ribu
Kondisi diperparah oleh tikus pun menyerang bibit tanaman cabai rawit yang belum lama ditanam. Kerusakan yang ditimbulkan merugikan petani. Sebab, sudah tidak bisa diselamatkan lagi.
Tidak hanya itu, hama tikus membuat lubang-lubang pada tanah media tanaman cabai. Ketika ronda, Miswanto bersama bapaknya berupaya mengusir untuk meminimalisasi dampak kerusakan.
"Cuaca ekstrem juga berpengaruh pada tanaman cabai rawit. Jamur menyebabkan busuk akar, lalu tanaman layu dan mati," sambungnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari jejaring petani cabai dari berbagai wilayah. Faktor cuaca ekstrem, hama dan penyakit yang memicu penurunan produktivitas panen berdampak pada kelangkaan.
BACA JUGA:Harga Cabai Rawit Merah di Purbalingga Naik Signifikan
Selain itu, usia tanaman cabai rawit juga memberi andil dalam produktivitas panen. Sehingga, harga komoditas ini mengalami lonjakan.
"Di daerah lain, infonya lahan-lahan tanaman cabai rawit terdampak banjir. Terjadilah kelangkaan sehingga harga menjadi mahal," imbuhnya.
Sementara itu, Petugas Pengendali Organisme Penggangu Tanaman (POPT) Wilayah Banyumas Timur Ahmad Aljam menuturkan terkait dengan serangan hama tikus. Petani disarankan untuk memelihara anjing untuk berburu ketika semua upaya pengendalian belum mendapatkan hasil maksimal. (fij)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


