Perubahan Kurikulum Pendidikan Pengaruhi Kunjungan ke Museum Wayang Banyumas
Pelajar berkunjung ke Museum Wayang Banyumas untuk mengerjakan tugas sekolah, Senin (8/12). -FIJRI RAHMAWATI/RADARMAS-
BANYUMAS, RADARBANYUMAS.CO.ID - Pendapatan Museum Wayang Banyumas ditarget mengantongi Rp 30 juta di tahun anggaran 2025 atau setara dengan 15 ribu pengunjung. Pengelola mencatat hingga minggu pertama Desember, perolehan pendapatan belum mendekati target.
"Tidak seperti tahun sebelumnya yang lebih cepat mencapai target. Tahun ini pendapatan sudah hampir Rp 20 juta, masih kurang," kata Staf Pengelola Museum Wayang Banyumas Gilang Eka, Senin (8/12).
Perolehan pendapatan di 2025 untuk mencapai target cenderung lebih lamban dari tahun anggaran sebelumnya. Di November 2024, realisasi pendapatan Museum Wayang Banyumas sudah terlampaui.
Hal tersebut ditengarai salah satunya dipicu oleh adanya perubahan kebijakan kurikulum pendidikan. Tahun ajaran 2025/2026 mulai diterapkan pendekatan deep learning profil delapan lulusan. Kurikulum untuk menggantikan profil Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
BACA JUGA:Dorong Regenerasi Dalang, Sumanto: Upaya Pelestarian Wayang Kulit jangan Hanya Slogan
"Museum Wayang Banyumas sebagai wisata edukasi, mayoritas pengunjung dari kalangan pelajar. Pergantian kurikulum berpengaruh ke kunjungan," sambung Gilang.
Museum Wayang Banyumas masih membutuhkan sekira 5 ribu orang pengunjung lagi dalam waktu tiga minggu kedepan hingga Desember berakhir. Pengelola berharap dapat terkejar sehingga realisasi target tercapai.
Harga tiket Museum Wayang Banyumas terjangkau yaitu hanya Rp 2 ribu. Meskipun demikian, diduga bagi sebagian kalangan di tengah kondisi ekonomi saat ini memilih mengurangi berpergian wisata. Sebab, ketika plesir tentunya memerlukan uang saku untuk akomodasi. Hal tersebut juga mempengaruhi kunjungan ke museum. (fij)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


