Banner v.2
Banner v.1

Tanam Asa Petik Ketahanan Pangan, Kisah Pasar Hidup yang Dibagun Aipda Lebar Riswanto

Tanam Asa Petik Ketahanan Pangan, Kisah Pasar Hidup yang Dibagun Aipda Lebar Riswanto

Salah satu spot tanaman kacang panjang yang tumbuh subur di pinggir jalan setapak di halaman rumah Aipda Lebar, Jum'at (5/12). -FIJRI RAHMAWATI/RADARMAS-

Ketahanan pangan bukan lahir dari ide muluk. Tapi, terwujud oleh langkah kecil dan hanya berada di halaman rumah. Aipda Lebar Riswanto membuktikannya.

FIJRI RAHMAWATI, Banyumas

DI tengah kesibukannya sebagai polisi, Lebar sapaan akrabnya menyempatkan waktu untuk membangun pasar hidup. Ketika memasuki area kediamannya, langsung disuguhi puluhan jenis tanaman.

Berjejer rapi tanaman katu, pucuk-pucuk segar menunggu dipanen. Ada pare, buncis, kacang panjang, labu siam, buncis, kembang kol, seledri, kemangi, cabai, tomat dan masih banyak yang lainnya.

"Ketahanan pangan dimulai dari diri sendiri. Sebagian kebutuhan dapur tidak perlu membeli, tercukupi oleh apa yang kita tanam," ujar Kanit Sabhara Polsek Sumpiuh Polresta Banyumas ini, Jum'at (5/12). 

Bukan hanya sayur mayur, ayah tiga anak ini menanam tela pendem dan buah-buahan. Masi di halaman rumahnya di Kelurahan Kebokura, ia memelihara unggas dan ternak kambing. 

BACA JUGA:Perjalanan Saeful Anwar Duduki Kursi DPRD Kebumen Dua Periode, Dari Santri Kini Pimpin Komisi B

Sebanyak 25 ekor kambing mengisi kandang berkapasitas 150 ekor. Sumber pakan berasal dari menanam sendiri, rumput odot. Sehingga tidak bingung merumput. Lebar sedang merencanakan untuk pengembangan yaitu merambah ke peluang usaha penggemukan kambing. 

Tanam asa mengusung konsep ketahanan pangan terintegrasi. Kotoran hewan ternak menjadi pupuk alami semua tanaman. Meski berada di halaman rumah,  kotoran kambing dan unggas mendapatkan penanganan khusus agar tidak menimbulkan bau tak sedap. Supaya tidak mengganggu masyarakat sekitar yang berupa pemukiman padat penduduk. 

"Jangan salah, tanam dan ternak ini tidak selalu berjalan lancar. Kambing beberapa kali mati pernah, tanaman mati karena cuaca adalah bagian dari usaha ketahanan pangan," imbuh Lebar. 

Ketika hasil panen sayuran berlebih, pria yang pernah bertugas di Kalimantan selama 23 tahun ini kerap berbagi ke tetangga sekitar. Juga, di jual. Biasanya pedagang datang ke rumah membeli buah dan sayur. 

BACA JUGA:Yogi Sutrisno, Pengrajin Jam Tangan Kayu Larangan: Merawat Waktu dari Sebuah Bengkel Kecil

Lebar menata halaman rumah menjadi ladang untuk menghasilkan ketahanan pangan pada 2022 silam. Mulanya berupa dataran rendah yang ketika hujan tergenang. Kemudian, diurug dan disulap menjadi lahan produktif. Baru tiga tahun berjalan, kini memetik manfaatnya.

"Saya kalau sedang lepas dinas, di rumah bisa lembur sampai malam mengurus tanaman dan ternak," tandas Lebar.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: