UMKM Cilacap Mulai Bangkit, Tas Anyaman Limbah Plastik dari Bantarsari Tembus Pasar Luar Jawa
Mukhlasin dan para pekerja lainnya saat membuat kerajinan anyaman.-Mukhlasin untuk Radarmas -
CILACAP, RADARBANYUMAS.CO.ID - Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Cilacap mulai menunjukkan geliat kebangkitan. Salah satunya terlihat dari kerajinan tas anyaman berbahan limbah plastik yang dikembangkan warga Desa Rawajaya, Kecamatan Bantarsari.
Kerajinan yang digagas Mukhlasin (50), warga setempat, kini tak hanya diminati pasar lokal, tapi juga merambah luar daerah, bahkan hingga ke Pulau Sumatera dan Kalimantan. Berkat permintaan yang terus mengalir, usaha ini terus tumbuh dan melibatkan warga sekitar sebagai tenaga produksi.
"Alhamdulillah, pesanan masih terus berdatangan. Biasanya mereka datang langsung dan membeli dalam jumlah banyak untuk dijual lagi di daerah asalnya," kata Mukhlasin.
Tas anyaman ini dibuat dari limbah plastik strapping band, yang biasanya hanya menjadi sampah tak terpakai. Di tangan Mukhlasin dan para perajin lain, limbah tersebut disulap menjadi produk fungsional dan bernilai jual. Dalam sebulan, mereka mampu memproduksi hingga seratusan tas.
BACA JUGA:UMKM Cilacap Dibekali Strategi Membuat Video Iklan
"Selain tas, kami juga mengembangkan berbagai produk lain dari bahan serupa, seperti keranjang motor, tempat sampah, hingga ayunan," kata dia.
Mukhlasin menjual kerajinannya tersebut dengan harga yang cukup terjangkau, mulai dari Rp 20 ribu hingga Rp 200 ribu tergantung ukuran dan tingkat kerumitan.
Usaha ini dirintis Mukhlasin sejak 2016 secara otodidak di rumahnya. "Awalnya hanya mencoba-coba lalu menitipkan produknya ke toko-toko kenalan," ujar Mukhlasin.
Namun siapa sangka, minat masyarakat terhadap tas ramah lingkungan ini cukup tinggi hingga akhirnya ia memutuskan memperluas produksi dan membuka lapangan kerja.
Mukhlasin mengakatakan, hal tersebut menunjukan bahka saat ini UMKM di Cilacap mampu bangkit dan bersaing di pasar yang lebih luas, bahkan dari barang-barang yang awalnya hanya dianggap limbah. (ray)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

