Banner v.2
Banner v.1

Tekankan Urgensi Hilirisasi dan Swasembada Energi, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Singgung Zaman VOC

Tekankan Urgensi Hilirisasi dan Swasembada Energi, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Singgung Zaman VOC

menteri esdm bahlil lahadalia--

RADARBANYUMAS.CO.ID Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia kembali menekankan pentingnya pencapaian target hilirisasi dan swasembada energi. Keduanya menjadi aspek vital dalam tujuan jangka panjang pembangunan nasional.

Melansir laman Kementerian ESDM, Bahlil menyebut dalam keterangannya bahwa program hilirisasi tidak bertujuan meningkatkan nilai tambah. Di luar itu, pelaksanaannya juga penting guna memperkuat ketahanan energi Indonesia.

"Sebagai Menteri, saya menekankan bahwa pembangunan energi nasional hari ini mengusung misi besar, yaitu swasembada energi dan hilirisasi. Untuk itu, pemerintah terus mendorong reaktivasi sumur migas idle, pembangunan infrastruktur gas, dan hilirisasi sektor minerba, serta melakukan percepatan transisi energi melalui pengembangan EBT dan inovasi teknologi," ucap Bahlil dalam peresmian Migas Corner di Gedung Rektorat Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jatim, Kamis (17/7/2025).

BACA JUGA:Nadiem Tak Tergeser, Jadi Mendikbud Ristek, Bahlil Pimpin Menteri Investasi

Bahlil melanjutkan, pihaknya ikut menyoroti peran penting kampus dan mahasiswa dalam mewujudkan program hilirisasi dan swasembada energi. Menurutnya, di sini peran kampus beserta mahasiswa cukup vital. Sebab, mereka menjadi bagian perubahan menuju kedaulatan sumber daya alam dan energi nasional.

Kemudian, Ketum Partai Golkar ini juga menyampaikan makna hilirisasi sebagai istilah untuk mengolah bahan mentah menjadi barang jadi. Alhasil, jika berhasil terealisasi, harapannya tidak ada lagi ekspor bahan mentah, karena seluruh prosesnya sudah berada di dalam negeri.

"Jangan lagi mengirim bahan mentah, nilai tambahnya di luar (negeri), kita cuma main ekspor material bahan baku. Kalau seperti itu, apa bedanya kita dengan zaman VOC. VOC itu 390 tahun mengirim bahan baku yang membuat negara-negara lain candu terhadap sumber daya kita," ungkap Bahlil.

Bahlil menambahkan, selama ini Indonesia mengirim pasokan bahan baku untuk memenuhi kebutuhan pabrik negara-negara lain. Dari situ, kini adalah waktu tepat bagi Indonesia menjalankan program hilirisasi.

BACA JUGA:ESDM Jateng Dorong Desa Mandiri Energi Tenaga Listrik Berbasis Hybrid

Pada kesempatan yang sama, Bahlil memberi contoh. Ia menyebutkan ekosistem baterai untuk mobil listrik di Indonesia yang nilai investasinya mencapai 20 miliar dolar AS dan menjadikannya produsen baterai terbesar kedua di dunia setelah China.

"Nanti, bulan November ada investasi 100 miliar dolar AS. Kita juga akan membangun lagi dari China dan Korea, itu sekitar 8 miliar dolar AS, yang juga menjadi salah satu terbesar dalam mengolah bahan baku nikel hingga menjadi cell battery. Bahkan, Presiden Prabowo meminta hingga menjadi mobil listrik," tambah Bahlil.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: