Tarif BRT Lebih Murah Angkot Makin Gundah, Dishub Akui Ketimpangan Tarif Angkutan Umum
BRT Trans Jateng mangkal di Terminal Bukateja.-Alwi Safrudin/Radarmas-
PURBALINGGA, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID – Nasib angkutan kota (angkot) di Kabupaten Purbalingga kian memprihatinkan. Sepinya penumpang membuat banyak sopir harus berjuang keras untuk sekadar menutupi biaya operasional. Salah satu penyebabnya, tarif Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jateng yang jauh lebih murah karena mendapat subsidi dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Purbalingga, Kuret Suratno, membenarkan adanya ketimpangan tarif tersebut. Ia menjelaskan, tarif BRT ditetapkan oleh Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah, bukan pemerintah kabupaten.
“Tarif BRT bisa lebih murah karena mendapat subsidi dari pemerintah provinsi. Sementara angkot tidak disubsidi,” jelas Kuret, Selasa (14/10).
Menurutnya, tarif angkot di Purbalingga memang belum mengalami kenaikan dalam beberapa tahun terakhir. Namun, di tengah meningkatnya jumlah kendaraan pribadi dan tarif BRT yang lebih rendah, minat masyarakat untuk menggunakan angkot terus menurun.
BACA JUGA:Osaka Minta Tarif BRT Dikembalikan ke Awal, Angkot Kian Sepi Penumpang
Dari total 27 trayek yang dulu aktif beroperasi, kini hanya 19 trayek yang masih bertahan. “Kondisi ini berat bagi para sopir. Tapi kami terus berupaya menjaga keberlangsungan angkot di lapangan,” ujarnya.
Sebagai langkah pendukung, Dishub Purbalingga menerbitkan surat edaran yang melarang sekolah menggunakan odong-odong untuk kegiatan di luar sekolah. Kebijakan ini sekaligus menjadi upaya agar angkot dan angkudes tetap memiliki ruang hidup.
“Selain tidak memenuhi standar keselamatan, odong-odong juga berisiko tinggi di jalan raya. Karena itu kami mendorong sekolah menggunakan angkot atau angkudes sebagai alternatif transportasi,” terang Kuret.
Langkah ini mulai membuahkan hasil. Sejumlah sekolah di Purbalingga kini memesan jasa angkot untuk kegiatan siswa di luar sekolah. “Alhamdulillah cukup berpengaruh. Saat sepi penumpang, sopir bisa tetap dapat pemasukan dari sekolah,” ungkapnya.
BACA JUGA:Tak Ada Penambahan Unit BRT, Halte Tetap 20 Lokasi di Purbalingga
Kuret berharap para pengemudi angkot dan angkudes tidak menyerah di tengah persaingan yang makin ketat. “Meski berat, saya harap teman-teman sopir tetap semangat dan terus memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” pungkasnya. (alw)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
