Banner v.2

Wilayah Jetis Disiapkan Jadi Kawasan Perikanan Terpadu, Potensi Dongkrak Ekonomi Hingga Rp1,8 Miliar per Tahun

Wilayah Jetis Disiapkan Jadi Kawasan Perikanan Terpadu, Potensi Dongkrak Ekonomi Hingga Rp1,8 Miliar per Tahun

Ilustrasi Tempat Pelelangan Ikan Jetis di Kecamatan Nusuwungu-JULIUS/RADARMAS-

CILACAP, RADARBANYUMAS.CO.ID - Pemerintah Kabupaten Cilacap terus mendorong penguatan sektor perikanan dengan membentuk kawasan perikanan terpadu di wilayah Jetis, Kecamatan Nusawungu.

Kawasan ini akan menjadi pusat aktivitas perikanan yang terintegrasi, mulai dari penangkapan, budidaya, pengolahan hingga pemasaran hasil laut.

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Cilacap, Indarto, menjelaskan bahwa pengembangan kawasan tersebut bertujuan untuk meningkatkan produktivitas serta daya saing produk olahan ikan lokal.

"Tujuan utamanya tentu meningkatkan produksi perikanan, tapi lebih dari itu, kawasan ini diharapkan juga membawa dampak ekonomi dan sosial bagi masyarakat sekitar," ujar Indarto, Sabtu 25 Oktober 2025 

BACA JUGA:Geliat Pariwisata Meningkat, Jetis Terus Bersolek

Sebagai tahap awal, dalam dua bulan ke depan Dinas Perikanan akan mulai membentuk kawasan perikanan terpadu di Jetis. Setelah itu, pembangunan infrastruktur pendukung seperti sarana, prasarana, dan teknologi perikanan akan segera dilaksanakan.

"Pembangunan infrastruktur ini menjadi kunci. Kami menargetkan seluruh fasilitas dasar dapat rampung dalam dua hingga delapan bulan ke depan," ujarnya. 

Dalam jangka panjang, kawasan perikanan terpadu tersebut akan diperluas ke wilayah sekitar Jetis, seperti Binangun, untuk memperkuat jaringan produksi dan distribusi hasil perikanan.

"Wilayah sekitarnya akan kita libatkan sebagai bagian dari replikasi kawasan terpadu agar manfaatnya lebih luas," tandasnya. 

BACA JUGA:Desa Jetis Rencanakan Pembangunan Shelter Tsunami untuk Mitigasi Bencana

Melalui program ini, pemerintah menargetkan peningkatan produksi perikanan tangkap sebesar 2 persen, perikanan budidaya naik 2 persen, dan penurunan tingkat kerusakan olahan ikan hingga 3 persen. Selain itu, program ini diharapkan mampu membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat pesisir.

"Dampak ekonomi yang diperkirakan bisa mencapai Rp 1,8 miliar per tahun. Nilai tambah dari sektor perikanan tangkap sekitar Rp 721 juta per tahun, sementara kontribusi ke Pendapatan Asli Daerah (PAD) diproyeksikan mencapai Rp 150 juta per tahun," pungkasnya. (jul) 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: