3 Risiko Gangguan Kesehatan Mental pada Ibu yang Baru Melahirkan

3 Risiko Gangguan Kesehatan Mental pada Ibu yang Baru Melahirkan

3 Risiko Gangguan Kesehatan Mental pada Ibu yang Baru Melahirkan-Pinterest -

RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Setelah melahirkan, seorang ibu mungkin mengalami berbagai masalah mental. Meskipun sering kali istilah "baby blues" menjadi sorotan, namun pada giliranya dapat menjadi risiko gangguan kesehatan mental yang serius. 

Psikolog klinis dari Ohana Space menjelaskan bahwa ketidakmampuan mendapatkan dukungan yang tepat dari lingkungan sekitar dapat memperburuk beberapa masalah mental pada ibu pasca melahirkan.

Depresi pasca melahirkan merupakan salah satu risiko yang sering terjadi pada ibu yang baru melahirkan. Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan hormon, ketidakmampuan beradaptasi dengan peran baru sebagai ibu.

Depresi pasca melahirkan tidak hanya memengaruhi kesehatan mental ibu, tetapi juga berpotensi untuk memberikan dampak negatif pada perkembangan fisik dan mental bayi yang baru dilahirkan.

BACA JUGA:Mengenal Anhedonia Komplikasi dari Gangguan Kesehatan Mental

BACA JUGA:Perempuan Lebih Berisiko Terkena Gangguan Kesehatan Mental Dibanding Laki-laki? Inilah Alasanya

Penting bagi ibu yang baru melahirkan untuk mendapatkan dukungan yang tepat dari keluarga, teman, dan tenaga medis. Lingkungan yang positif dapat membantu mengurangi risiko masalah mental yang dialami. 

Selain itu, mengenali tanda-tanda awal masalah mental dan mencari bantuan profesional segera jika diperlukan juga merupakan langkah penting dalam menjaga kesehatan mental ibu dan bayi pasca melahirkan.

3 Risiko Gangguan Kesehatan Mental pada Ibu yang Baru Melahirkan

1. Baby Blues

Setelah melahirkan, seorang ibu dapat mengalami berbagai masalah mental, salah satunya adalah baby blues, yang merupakan gangguan ringan pada emosi ibu dalam menghadapi peran baru sebagai seorang ibu. 

Psikolog klinis dari Ohana Space menyatakan bahwa baby blues biasanya muncul dalam dua minggu setelah proses persalinan dan cenderung hilang dalam waktu dua minggu hingga satu bulan.

BACA JUGA:8 Cara Mencegah Gangguan Kesehatan Mental, Mudah Dilakukan!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: