Lapar Kami Lebih Bermakna

Lapar Kami Lebih  Bermakna

Siti Amanah Febriani, Prodi TeknologiLaboratorium Medik D4, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Purwokerto --

Oleh :
Siti Amanah Febriani
Prodi TeknologiLaboratorium Medik D4,  Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas  Muhammadiyah Purwokerto  

Bulan  Ramadan  dikenal sebagai bulannya  umat Muslim,  dimana seluruh umat  muslim di  dunia melaksanakan ibadah puasa  Ramadan  dan ibadah  lainnya untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.  

Bulan Ramadan juga menjadi bulan yang  istimewa, umat muslim akan berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan, baik   dengan Allah SWT (HablumMinallah), manusia (HablumMinannas) dan alam (Hablum  Minal ‘Alam).

Menurut, KH Tajuddin, bulan Ramadan sering disebut sebagai Syayidulsuhul atau rajanya  bulan. Amal kebaikan yang dilakukan khusus  di bulan Ramadan akan dibalas dengan keberkahan pahala yang berlipat ganda (Setneg.go.id).

Setiap muslim di dunia melaksanakan puasa  di bulan Ramadan dengan penuh hikmat dan  rasa aman. Akan tetapi berbeda dengan Gaza. Mereka melaksanakan puasa Ramadan dengan suasana perang yang mencekam, penuh  rasa ketakutan.

Berbulan-bulan lamanya,  mereka dilanda kelaparan,  jauh sebelum Ramadan tiba.  Kelaparan menjadi momok  menakutkan bagi warga Gaza,  Palestina. Tak lain dengan kisah se- orang reporter yang bertanya kepada anak-anak Gaza, yang  sedang bergembira menyambut datangnya bulan Ramadan, bulan suci ini.  

“Kenapa kalian bergem- bira menyambut bulan Ramadan?” Mereka menjawab,  “Karena Ramadhan membuat rasa lapar kami lebih  bermakna.”

Suasana di Gaza menurut  PBB, lebih dari setengah juta  penduduk Gaza telah menghadapi bencana kelaparan. Persediaan makanan benar-benar sudah habis, membuat  mereka harus berpuasa hingga 48 jam lamanya. Mereka  bahkan terpaksa memakan pakan ternak agar mereka  tetap hidup. Datangnya bulan  Ramadan ini, serasa memberi  arti lebih dari rasa lapar yang  biasa mereka rasakan.  

Allah SWT,berfirman dalam  
Alquran: “Katakanlah: ‘Dengan kurnia Allah dan rahmatNya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan  rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yunus: 58).

Begitu tabahnya mereka telah menjalani ibadah puasa  jauh sebelum datangnya bulan  Ramadan. Bulan puasa seolah  menjadi penawar arti lapar  dan dahaga yang mereka rasa. Walaupun dalam keadaan di bawah bayang-bayang ambang kematian, mereka tetap  menyambut bulan Ramadan  ini dengan penuh suka cita.

“Barangsiapa yang bergembira akan hadirnya bulan Ramadan, maka jasadnya tidak akan tersentuh sedikitpun oleh api neraka.” (HR. anNasa’). (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: