Jangan Takut Menangis

Jangan Takut Menangis

dr Titik Kusumawinakhyu MBioemed - Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhamamdiyah Purwokerto Menangis merupakan respon dari emosi yang dapat terjadi pada semua makhluk hidup, terutama manusia. Menangis sendiri erat kaitannya dengan mekanisme neurobiology, yaitu proses fisiologi, berupa stimulus dari panca indera baik pendengaran, dihantarkan ke otak , kemudian menjadi suatu keadaan atau perilaku emosi, sehingga beberapa bagian tubuh kita melakukan mekanisme yang kompleks. Mengapa kompleks? Menangis merupakan kegiatan seperti instrumentalia, adanya gerakan otot wajah, keluarnya air mata dari kelenjar lakrimalis, vokalisasi yang keluar dan beraneka ragam suaranya, perasaan tidak berdaya. Selain itu terjadinya gerakan otot pernafasan dada dan perut yang tidak teratur, keluarnya lender dari hidung, memerahnya kulit, dan jantung yang lebih berdetak kencang. Tangisan adalah sesuatu yang dinanti, menandakan adanya kehidupan dari satu individu. Kita pasti telah mengetahui bahwa bayi lahir harus memenuhi skor APGAR (Appearance atau warna kulit; Pulse (detakjantung), Grimace respononse (reflek); Activity (tonus otot); Respiration (usaha bernafas). Jika kita perhatikan, bayi yang sehat, maka ketika menangis, alat geraknya aktif, pernafasan mengembang, jantung berdetak dengan baik, dan warna kulit menjadi kemerahan. Apabila hal sebaliknya yang terjadi, maka tanda asfiksia ringan sampai berat dapat terjadi, tanda tersebut misalnya tidak menangis atau hanya merintih, alat gerak tidak aktif, detak jantung lemah, warna kulit dan ujung kuku serta bibi rmembiru, ketika dirangsang refleknya kurang merespon, maka dapat dipastikan keselamatan bayi dapat terancam. Jangan takut menangis, tangisan yang dimaksud adalah tangisan ketidakberdayaan dan pertaubatan seorang hamba yang dilahirkan dan masih hidup kepada Allah, Tuhan semesta alam. Banyak kisah para Nabi, Rasul, sahabat, dan ulama yang menangis di malam hari, memohon ampunan Allah. Maupun ketika dalam kesedihan dan kegembiraan. Seperti tangisan Nabi Yakub, mengalir ketika Nabi Yusuf dikabarkan dimakan serigala, sampai matanya tidak dapat melihat. Namun kemudian menangis karena gembira setelah mendapat undangan dari Nabi Yusuf sebaga isyarat kepada saudarnya yang mencelakakannya, dengan membawa seluruh anggota keluarga, tak terkecuali ayah (Nabi Ayub) dan adiknya (Bunyamin). Begitu pula kisah Umar bin Khatab, sahabat yang sangat gagah, selalu menangis jika mengingat kezalimannya pada masa jahiliyah. Rasulullah Muhammad Shallahu’alaihiwassalam seseorang yang lembut, baik budi pekerti dan akhlaknya, juga menangis ketika di akhir hayatnya, ketika mengingat umatnya yang akan ditinggalkan selamanya. Ya Allah, Umatku, umatku”. Semoga sampai kalimat terakhir ini kita bisa menitikan air mata, kemudian menangis sambil bershalawat" Allohummasholliwasallim ‘alaanabiyyinaa Muhammad”. https://radarbanyumas.co.id/ramai-istilah-flexing-ini-lho-penjelasannya-dari-psikolog/ Menangislah sebagai hamba Allah, agar hati kita tidak keras, peka dan melantunkan kalimat istighfar. Saat kita menangis maka akan terjadi peningkatan aktivitas simpatis, dan resolusi menangis juga dapat dikaitkan dengan peningkatan aktivitas parasimpatis. Aktivitas menangis di pengetuhi adanya Central Autonomic Network (CAN) yang terkoordinasi dengan baik, menangis juga melibatkan sistem neurokimia, termasuk oksitosin, vasopresin, dan opioid endogen, beberapa hormon seperti prolaktin dan testosteron disebutkan memiliki pengaruh mensugesti ambang menangis individu bertambah. Adakalanya keseimbangan diperlukan dengan menangis yang sehat seperti tangisan orang-orang yang shalih. "Menangislah kalian, Dan jika tidak dapat menangis, maka pura-puralah menangis .” (HR. IbnuMajah dan Hakim). (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: