Menggali Makna dan Keunikan Tradisi Mimiti Pari, Ritual Sebelum Panen Padi di Banyumas

Menggali Makna dan Keunikan Tradisi Mimiti Pari, Ritual Sebelum Panen Padi di Banyumas

Tradisi mimiti pari.-DOK RADARMAS-

3. Slametan

Pada sore harinya, para petani mengadakan Slametan atau tahlilan, mengundang tiga hingga tujuh tetangganya untuk ikut serta di rumah pemilik sawah.

4. Memasang Gawar

Prosesi berikutnya adalah memasang Gawar. Pemilik sawah berangkat pagi untuk memasang Gawar di sawahnya, di sisi gawar ini, pemilik sawah harus mengambil 1-3 batang padi yang nantinya akan diikat dan dikepang untuk diletakkan bersama sesajen.

5. Pembacaan Doa

Setelah Gawar dipasang, pemilik sawah mengundang sesepuh, beberapa warga di sekitar lahan, dan orang yang akan ikut panen untuk melakukan doa bersama. Kemudian mereka memakan sesaji yang sudah dipersiapkan sebelumnya, seperti nasi tumpeng, kupat slamet, jajanan pasar, bubur abang putih, dan lainnya.

6. Memanen Padi

Setelah membaca doa dan makan bersama, prosesi selanjutnya adalah panen padi, yang dilakukan dengan Ngarit dan Nggepyok.

BACA JUGA:Intip 5 Tradisi Unik Pranikah yang Ada di Indonesia!

BACA JUGA:Mengenal Tradisi Potong Jari Suku Dani Papua, Ekstrem Tapi Penuh Makna!

7. Nyonggah

Proses terakhir dari tradisi Mimiti Pari adalah Nyonggah. Ini adalah kegiatan membawa hasil panen kembali ke rumah pemilik sawah. Sebelum pulang, pemilik sawah membawa pulang batang padi yang sebelumnya diletakkan bersama sesajen untuk dikumpulkan.

Makna dan Pentingnya Tradisi Mimiti Pari

Tradisi Mimiti Pari di Banyumas tidak hanya sekadar ritual keagamaan, melainkan juga merupakan ekspresi budaya yang memperkuat hubungan antara manusia dan alam. Selain mengajarkan rasa syukur dan solidaritas, tradisi ini juga menekankan pentingnya kepedulian terhadap lingkungan. Tradisi Mimiti Pari juga menjadi pengingat bagi masyarakat akan urgensi melestarikan tradisi nenek moyang mereka.

Dengan melibatkan para generasi muda dalam pelaksanaan Mimiti Pari, masyarakat Banyumas berupaya agar tradisi ini tetap relevan di tengah perkembangan zaman. Melalui tradisi ini, mereka tidak hanya mempelajari nilai-nilai seperti berbagi dan bersyukur, tetapi juga meresapi makna menghormati alam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: