2024, Targetkan Angka Stunting Turun Maksimal 14 Persen

2024, Targetkan Angka Stunting Turun Maksimal 14 Persen

Baduta terindikasi stunting memperoleh paket bantuan, Jum'at (22/12/2023) di Lapangan Desa Sibalung pada kegiatan bakti sosial Lanal Cilacap. -FIJRI RAHMAWATI/RADARMAS-

BANYUMAS, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID -Pengentasan kemiskinan ekstrem dan stunting masih menjadi isu strategis di penghujung tahun anggaran 2023. 

Pj Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro mengatakan Banyumas merupakan 17 kabupeten di Jawa Tengah yang tergolong miskin ekstrim. Salah satu parameternya adalah stunting.

"Kita dikejar-kejar untuk menyelesaikan kemiskinan. Soal kemiskinan ekstrem, khususnya di Banyumas, bagaimana di 2024 lenyap dari muka bumi," ujar Hanung di sela bakti sosial di Lapangan Desa Sibalung Kecamatan Kemranjen, Jum'at (22/12/2023).

BACA JUGA:Harga Beras Diprediksi Kembali Naik Sampai Februari 2024

Oleh karena itu, penanganan kemiskinan ekstrem dan stunting terus digeber. Termasuk oleh Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Cilacap yang bekerja sama dengan Pemkab Banyumas dan Cilacap.

"Dalam rangka mensejahterakan masyarakat di bidang ekonomi dan kesehatan," jelas Komandan Lantamal V Brigjen TNI (Mar) Joni Sulistiawan, S.H, M.Han, yang merupakan putra daerah Sibalung.

Pada kesempatan tersebut, baduta terindikasi stunting atau stunted memperoleh paket bantuan. Pembagian sembako, tali asih untuk anak yatim, pengobatan gratis dan sunat massal dengan sasaran warga di Kabupaten Banyumas dan Cilacap.

BACA JUGA:Laga Pertama 8 Besar, Persibangga Target Curi Poin di Kandang Persab

Pj Sekda Cilacap Sujito menyampaikan penyaluran bantuan tersebut mendukung program pemerintah. Khususnya pengentasan kemiskinan dan stunting.

"Harapannya, angka stunting di Cilacap maupun Banyumas bisa turun menjadi maksimal 14 persen di 2024 dan kemiskinan ekstrem harus bisa selesai atau tuntas," kata Sujito.

Terpisah, warga setempat Wastiah mengaku bersyukur bisa memperoleh paket sembako gratis berisi beras, gula pasir, minyak goreng dan mie instan. Sebab, harga kebutuhan pokok saat ini sedang mahal. (ads/fij)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: