Pengawasan Makanan Minuman Jelang Nataru di Wangon, Persoalan Izin PIRT Mendominasi

Pengawasan Makanan Minuman Jelang Nataru di Wangon, Persoalan Izin PIRT Mendominasi

Menggandeng Loka POM di Banyumas, tim dari Dinas Kesehatan Banyumas turun melakukan pengawasan makanan minuma jelang Nataru 2024 ke wilayah Wangon, Rabu (13/12/2023).-YUDHA IMAN PRIMADI/RADARMAS-

BANYUMAS, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Tim gabungan dari Dinas Kesehatan BANYUMAS dan Kantor Loka POM BANYUMAS pada Rabu (13/12/2023) turun melakukan pengawasan makanan minuman jelang Natal dan Tahun Baru 2024 ke wilayah Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumad.

Menyisir salah satu swalayan, pantauan Radarmas tim mencatat ada 17 temuan produk makanan dan minuman bermasalah yang didominasi persoalan ijin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT). Mayoritas makanan yang bermasalah pada ijin PIRT merupakan aneka cemilan seperti emping, keripik dan cimol kering.

Untuk produk roti-rotian ditemukan satu bungkus roti basah dengan kemasan yang bolong sehingga disemuti namun belum kadaluarsa. Sementara untuk produk minuman persoalan hanya pada kemasan kaleng yang penyok.

Sub Koordinator Farmasi, Makanan, Minuman (Farmamin) dan Perbekalan Kesehatan (Perbekes), Apt. Andina Padmaningrum, S.Si mengatakan dalam pengawasan makanan minuman jelang Nataru di Wangon, tim tidak menemukan produk yang kadaluarsa. Persoalan pada PIRT seperti kode angka PIRT yang tidak sesuai hingga produk makanan yang belum memiliki PIRT.

BACA JUGA:Trase Jembatan Baru Pancasan Karangbawang Dinilai Terlalu Menikung

BACA JUGA:Rute ke Pasar Hewan Ajibarang Diusulkan Ada Rekayasa Lalulintas

"Yang bermasalah pada PIRT masih dapat dijual, sambil menunggu dari produsen mengurus perbaikan ijin karena produknya sendiri belum kedaluwarsa," katanya.

Andina menjelaskan, untuk produk makanan dan minuman yang ditemukan dengan kemasan yang bolong atau penyok, sebisa mungkin produk tidak diperjualbelikan kembali untuk selanjutnya diretur pada distributor. Dengan dilakukan pengawasan diharapkan mulai dari produsen, distributor hingga penjual lebih teliti dalam memperjual belikan produknya.

"Kami rutin melakukan pengawasan. Tidak hanya momen jelang Nataru, lebih besar lagi jelang Idul Fitri," terang dia.

Disinggung mengenai temuan roti basah dengan kemasan yang bolong, penyebabnya bisa dikarenakan kualitas kemasan yang kurang baik sehingga cepat sobek lalu disemuti.

"Jika dilihat dari plastiknya memang jelek. Tipis sehingga mudah sobek dan bolong," pungkas Andina.

Bagian Penjualan Swalayan, Achmad Ali memastikan apa yang menjadi temua tim dari Dinas Kesehatan Banyumas dan Kantor Loka POM di Banyumas segera ditindaklanjuti dengan mengkomunikasikannya dengan produsen atau distributor. Satu produk roti yang ditemukan kemasannya bolong dan disemuti kemungkinan terlewat saat pengecekan yang dilakukan setiap hari oleh karyawan.

"Beberapa produk yang kemasannya rusak langsung kami retur," pungkasnya. (yda)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: