Sejarah Penamaan Dawet Ayu Banjarnegara, Hidangan Legendaris yang Meraih Penghargaan!

Sejarah Penamaan Dawet Ayu Banjarnegara, Hidangan Legendaris yang Meraih Penghargaan!

Sejarah Penamaan Dawet Ayu Banjarnegara-Jalan Jalan Makan Makan-

Tjundaroso mengatakan, awalnya dari lagu yang diciptakan seniman Banjarnegara bernama Bono berjudul ”Dawet Ayu Banjarnegara”. Pada tahun 1980-an, lagu tersebut dipopulerkan kembali oleh grup seni calung dan lawak Banyumas bernama Peang Penjol, yang terkenal di Karesidenan Banyumas pada era 1970-1980-an.

Sejak saat itulah kebanyakan orang di Karesidenan Banyumas mengenal dawet asal Banjarnegara dengan julukan dawet ayu.

Adapun lirik lagunya amat sederhana namun bermakna. Lagu tersebut bercerita tentang seorang adik yang bertanya kepada kakaknya mau piknik ke mana? Jangan lupa beli dawet ayu Banjarnegara yang segar, dingin, dan manis.

BACA JUGA:FOX Hotel Banjarnegara Hadirkan 52 Jenis Makanan dan Minuman Khas Jawa Tengah

BACA JUGA:FOX Harris Hotel & Conventions Banjarnegara Bergabung dalam World Cleanup Day 2023

Berikutnya pada versi kedua tentang kemunculan nama dawet ayu disampaikan oleh Ahmad Tohari sebagai sastrawan tersohor yang kerap menulis karya sastra adiluhung.

Berdasarkan cerita tutur turun-temurun, Ahmad Tohari mengungkapkan jika ada sebuah keluarga yang berjualan dawet sejak awal abad ke-20. Generasi ketiga pedagang itu terkenal karena cantik. Oleh sebab itu, dawet yang dijual pun disebut orang sebagai dawet ayu.

Pada versi ketiga atau yang terakhir. Merupakan keterangan yang datang dari seorang tokoh masyarakat asal Banyumas bernama Kiai Haji Khatibul Umam Wiranu.

Dirinya mengungkapkan sejara penamaan dawet ayu Banjarnegara yang mana hampir sama dengan versi Ahmad Tohari. Menurut Wiranu, nama dawet ayu ini muncul dari istri seorang pedagang bernama Munardjo.

BACA JUGA:Pusat Kuliner Banjarnegara Disterilisasi

BACA JUGA:Paguyuban Pedagang Kuliner Banjarnegara Ciptakan Inovasi Jajag Jujug

Dikatakan jika Munardjo memiliki istri yang cantik. Sehingga dawetnya juga disebut dawet ayu. Konon sepasang suami istri tersebut dahulunya tinggal di Kelurahan Rejasa Banjarnegara.

Dari tiga versi tersebut di atas, dapat disimpulkan dugaan kuat sejarah penamaan dawet ayu Banjarnegara dari seorang berparas cantik. Jika merujuk pada patung dawet ayu di alun-alun Banjarnegara juga menyimbolkan suami istri yang berjualan dawet dengan paras sang istri yang cantik.

Sekarang kalian sudah tahu mengenai sejarah penamaan dawet ayu Banjarnegara. Sehingga menjadi paham akan sejarah hidangan legendaris yang Jawa Tengah dan lebih luas Indonesia miliki. (okt)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: