Dampak Kemarau, SMKN Lumbir Banyumas Krisis Air

Dampak Kemarau, SMKN Lumbir Banyumas Krisis Air

Untuk mengisi bak penampungan air sementara, pihak SMK Negeri Lumbir harus mengeluarkan Rp 300 ribu untuk mendatangkan air.-YUDHA IMAN PRIMADI/RADAR BANYUMAS-

BANYUMAS, RADARBANYUMAS.CO.ID - Tidak hanya di desa-desa, krisis air di Banyumas juga sampai ke SMK Negeri Lumbir.

Pantauan Radarmas pada Rabu (30/8), untuk kebutuhan air siswa dan guru seperti untuk wudhu diambilkan dari bak penampungan air. Dengan luas bak penampung air yang hanya sekitar 1 X 5 meter, paling lama air bertahan hanya dalam waktu dua sampai tiga hari.

Wakil Kesiswaan SMK Negeri 1 Lumbir, Tri Hidayatul Ahmad Ismail, SKom mengatakan bak penampungan air terakhir diisi kemarin (Selasa). Untuk mengisi bak penampungan air tersebut dari sekolah harus mengeluarkan uang Rp 300 ribu guna mendatangkan satu tangki air dari Purwokerto.

"Mengandalkan bantuan air tidak mesti datangnya," katanya.

BACA JUGA:Cerita Warga Tipar Terdampak Krisis Air Bersih, Tiap Hari Beli 5 Galon Untuk Dipakai Mandi dan Mencuci

BACA JUGA:14 Desa di 10 Kecamatan Terdampak Krisis Air Bersih di Banyumas

Tri menjelaskan jika kehabisan air, untuk kebutuhan solat siswa diarahkan untuk menuju masjid terdekat. Kondisi tersebut kerap terjadi jika air yang didatangkan dari Purwokerto belum datang namun bak penampungan air sudah kosong.

"Beberapa kali terjadi seperti itu. Untuk wudhu siswa tidak ada air," terang dia.

Disinggung terkait sumber pendanaan untuk membiayai ketersediaan air meski sebagai sekolah baru belum memiliki Bantuan Operasional Sekolah (BOS), pihak sekolah memakai bantuan dana penyelenggaraan sekolah saat SMK Negeri Lumbir dilaunching pertengahan tahun ini sekitar Rp 4 juta.

"Dibiayai dari situ. Seminggu bisa sampai dua kali mendatangkan air. Sekarang bantuan tersisa sekitar Rp 900 ribu," pungkas Tri. (yda)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: