Waspada Bencana Tanah Longsor dan Banjir Bandang di Musim Kemarau

Waspada Bencana Tanah Longsor dan Banjir Bandang di Musim Kemarau

Sejumlah kendaraan melintas di Kroya saat hujan, Kamis 13 Juli 2023 -Rayka Diah Setianingrum/Radar Banyumas-

CILACAP, RADARBANYUMAS.CO.ID - Belakangan ini terjadi empat kasus bencana tanah longsor dan rumah roboh, akibat hujan deras di musim kemarau di Kabupaten Cilacap.

Hal itu membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap bersiap 24 jam untuk mengantisipasi dan menanggulangi bencana alam. Terlebih, anomali cuaca di musim kemarau masih terjadi. 

Kalak BPBD Cilacap, Erna Suharyati mengatakan, berdasarkan informasi BMKG, potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih berpeluang terjadi pada dasarian kedua di bulan Juli 2023.

BACA JUGA:Angin Kencang dan Hujan Lebat Akibatkan Atap Sekolah MTs Pakis Banyumas Ambruk

Untuk itu, pihaknya melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana tanah longsor hingga banjir. Seperti di Kecamatan Dayeuhluhur, Wanareja, Cipari, Kawunganten, Karangpucung, Sidareja, dan Jeruklegi. 

"Saat musim kemarau adanya hujan memicu rekahan pada tanah. Kemudian air akan masuk ke dalam tanah dan jika dalam jumlah banyak akan menyebabkan longsor. Selain itu, juga bisa menyebabkan banjir bandang. Karena bisa saja musim kemarau saat ini merupakan kemarau basah," ujarnya.

Pihaknya pun akan terus melakukan pemantauan secara berkala terkait prediksi cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG. Ditujukan untuk antisipasi dan melakukan tindakan pengendalian terhadap potensi bencana yang ada di Kabupaten Cilacap. 

BACA JUGA:Diguyur Hujan Deras, Rumah milik Warga Tarisi Kecamatan Wanareja Ambruk Hingga Rata dengan Tanah

"Kita siaga bencana 24 jam 7 hari berturut-turut terhadap ancaman bencana. Selain itu kita meminta seluruh jajaran personil BPBD, relawan, maupun pihak dari tingkat desa dan kecamatan untuk tetap meningkatkan kewaspadaan," kata Erna. 

Sebagai informasi, potensi hujan di musim kemarau saat ini disebabkan adanya aktivitas gelombang Kelvin dan Rossby ekuatorial di sekitar wilayah Indonesia, yang dapat memicu pertumbuhan awan dan secara tidak langsung meningkatkan potensi hujan. (ray)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: