Antisipasi Penyebaran Antraks, Cilacap Larang Hewan Ternak Gunungkidul Masuk

Antisipasi Penyebaran Antraks, Cilacap Larang Hewan Ternak Gunungkidul Masuk

Ilustrasi kegiatan vaksinasi PMK bagi hewan ternak sapi di Cilacap-Dinas Pertanian untuk Radarmas-

CILACAP, RADARBANYUMAS.CO.ID - Penyebaran antraks pada sapi ternak yang saat ini merebak di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Sebagai antisipasi tidak menyebar ke Cilacap, Dinas Pertanian Cilacap meminta pada para pedagang, agar tidak membeli dan mendatangkan hewan ternak sapi dari kota gudeg itu. 

Kepala Dinas Pertanian Cilacap, Susilan mengatakan, pihaknya telah memberikan surat edaran dan himbauan kepada para pedagang di Kabupaten Cilacap terkait hal tersebut. 

"Untuk sementara kita sudah komunikasi dengan para peternak dan pedagang sapi agar tidak mengambil dari kota itu. Hal ini kita lakukan untuk antisipasi penyebaran penyakit antraks yang saat ini sedang merebak di Gunungkidul," kata Susilan.

BACA JUGA:1.600 Dosis Vaksin LSD Diterima Pemkab Cilacap untuk Hewan Ternak Sapi, Ini Penyebab Virus LSD

Susilan menyampaikan, saat ini kasus antraks belum ditemukan di wilayah Jawa Tengah. Untuk itu, hingga saat ini Dinas Pertanian Cilacap belum mendapatkan vaksin antraks. Namun, pihaknya tidak akan mengeluarkan surat keterangan kesehatan hewan bagi ternak yang berasal dari Gunungkidul.

"Belum ada vaksin yang untuk antraks. Tapi kita masih terus melakukan vaksinasi untuk Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD). Ini masih terus berjalan," kata Susilan. 

Susilan mengatakan, saat ini kasus PMK di Cilacap sudah mencapai nol kasus. Sedangkan untuk kasus LSD tinggal tiga kasus di Kecamatan Cipari. Pihaknya masih terus melakukan pengobatan secara intensif.

BACA JUGA:Ganjar Lepas Kontingen yang Bertanding di Pornas Korpri XVI, Jateng Jadi Tuan Rumah

"Capaian vaksinasi sudah 80 persen. Ini kita juga kembali mendapatkan alokasi vaksin dari Provinsi Jawa Tengah untuk PMK dan LSD. Untuk PMK ada 50 ribu, dan LSD 600 vaksin," katanya. 

Susilan pun meminta masyarakat maupun para peternak untuk segara melaporkan jika terjadi gejala-gejala penyakit pada hewan ternaknya. Pihaknya akan segera melakukan tindak lanjut dan penanganannya. 

"Kita membentuk One Health yang terdiri dari Dinas Kesehatan dan Pertanian, tujuannya untuk melakukan upaya pencegahan dan penanganan bagi hewan-hewan yang bisa menjadi penyebab penyakit menular atau menjadi perantara manusia ke hewan dan sebaliknya," ujar Susilan. (ray)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: