Debit Air Sungai Turun, Jadi Kendala Utama Tanaman Pangan, Ini Penjelasannya

Debit Air Sungai Turun, Jadi Kendala Utama Tanaman Pangan, Ini Penjelasannya

Bendung : Bendung Slinga Kaligondang yang digadang bisa mengobati persoalan irigasi di Kabupaten Purbalingga. (Amarullah Nurcahyo/Radar Banyumas)--

PURBALINGGA,RADARBANYUMAS.CO.ID- Kesulitan mendasar pertanian pangan seperti sawah, adalah debit air. Beberapa pekan terakhir dari hampir seluruh sumber mata air yang ada, sudah menurun cukup signifikan.

Kepala Dinas pertanian (Dinpertan) Kabupaten Purbalingga, Mukodam mencatat, ia meIihat dari kondisi sungai di daerah atas saat tidak ada hujan beberapa hari saja, debit airnya sudah sangat berkurang.

Selain itu beberapa bendung dan dam parit juga sudah banyak yang rusak akibat terdampak banjir maupun rusak karena usia dan belum mendapat perbaikan. Perbaikan kerusakan bendung tersebut ada yang menjadi kewenangan pusat maupun provinsi dan membutuhkan anggaran tidak sedikit.

"Jika debit air sungai atau jaringan irigasi primer dan sekunder menurun, tentu aliran air yang masuk ke saluran irigasi tersier juga menurun. Resikonya lahan pertanian bagian bawah berpotensi tidak kebagian air," katanya, Kamis 15 Juni 2023 siang.

Kemudian langkah penting dalam jangka panjang, diperlukan gerakan reboisasi atau konservasi. Terutama pada wilayah-wilayah resapan atau tangkapan air di daerah atas maupun daerah bawah untuk menjaga kelestarian sumber air.

Lalu langkah jangka pendek harus dilakukan upaya penghematan penggunaan air dan penyelamatan tanaman pertanian. Terutama yang saat ini pada lahan pertanian tanaman pangan dan hortikultura (standing crop).

"Kami juga sudah imbau dengan pompanisasi, agar tidak gagal panen (puso), meski menanggung konsekuensi tambahan biaya produksi," tegasnya. (amr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: