Pemilihan Penyuluh Agama Islam Teladan Minim Peserta
Salah satu cara meningkatkan kompetensi Penyuluh Agama Islam yang dilakukan Kemenag melalui pemilihan Penyuluh Agama Islam teladan berjenjang sampai tingkat provinsi, Kamis (15/6).-Yudha Iman Primadi/Radarmas-
PURWOKERTO-Peserta pemilihan Penyuluh Agama Islam Teladan pada Kamis (15/6) minim. Dari dua ratus orang lebih Penyuluh Agama Islam di Kabupaten Banyumas baik yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun non PNS, hanya 12 orang saja.
Penyuluh Agama Islam wilayah Purwokerto, Julian Wardhana mengatakan sepengetahuannya jumlah peserta pemilihan Penyuluh Agama Islam (PAI) berprestasi dari non PNS hanya sebanyak delapan orang termasuk dirinya dan untuk yang berstatus PNS empat orang.
"Total hanya 12 orang," katanya ditemui Radarmas, Kamis (15/6).
Julian menjelaskan minimnya peserta pemilihan Penyuluh Agama Islam Teladan dirasakannya karena kurangnya minat untuk ikut. Untuk alasan, masing-masing orang bisa berbeda.
BACA JUGA: Satgas PPKS Unsoed Keluarkan Rekomendasi Terkait Sanksi Bagi Terduga Pelaku Kekerasan Seksual
Yang pasti dari pimpinan menghendaki agar banyak Penyuluh Agama Islam termasuk dari non PNS seperti dirinya untuk bisa ikut pemilihan.
"Penyuluh Agama Islam reward adalah ajang berjenjang. Yang terbaik lanjut maju ke tingkat provinsi," terang dia.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas, Dr H Ibnu Asaddudin, SAg MPd melalui Kasubag TU, HM Wahyu Fauzi Aziz dalam sambutannya mengatakan, pemilihan Penyuluh Agama Islam Teladan merupakan salah satu cara meningkatkan kompetensi Penyuluh Agama Islam.
BACA JUGA:Internet Membantu Ekspansi Komik Lokal dan Promosi Budaya Nusantara
Dewan jurinya dipilih dengan latar belakang pendidikan Profesor akademisi dan Pengawas Pendidikan Agama Islam (PAI).
Sebagai ujung tombak pelayanan Kemenag di lapangan, nilai-nilai utamanya terkait moderasi beragama harus dapat tersampaikan dengan baik di tengah masyarakat.
Di Kabupaten Banyumas sudah ada Solidaritas Penyuluh Agama Lintas Iman (SPALI) yang sulit ditemui di kabupaten lainnya.
"Terus belajar untuk meningkatkan kompetensi semuanya. Yang utama jangan sampai Penyuluh Agama Islam gagal teknologi (Gaptek)," ingatnya. (yda)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: