Skrining Penyakit Tidak Menular di Ajibarang Diperkuat, Diagnosis Hipertensi Mencapai 13 Ribu Orang
Kepala Puskesmas Ajibarang 1 menyerahkan alat-alat skrining PTM pada salah satu kader kesehatan desa guna penguatan peran kader.-Yudha Iman Primadi/Radar Banyuma-
BAMYUMAS, RADARBANYUMAS.CO.ID - Skrining Penyakit Tidak Menular (PTM) di delapan desa wilayah kerja Puskesmas Ajibarang 1 terus diperkuat. Untuk Hipertensi, capaian skrining tekanan darah di delapan desa dalam satu tahun mencapai 13 ribu orang.
Kepala Puskesmas 1 Ajibarang, Kabul Harsono, SKM mengatakan, hipertensi merupakan pintu gerbang Penyakit Tidak Menular (PTM). Hipertensi menjadi penyakit paling tinggi, terkait kebutuhan anggaran dari pemerintah dalam mengelola PTM selain jantung, gagal ginjal, diabetes dan stroke.
Oleh karena itu, untuk pencegahan dan pengendalian serta persiapan hari hipertensi sedunia tahun ini, pihaknya memberi penguatan peran serta kader kesehatan dari Desa Ajibarang Wetan, Ajibarang Kulon, Pandansari, Ciberung, Kracak, Karangbawang, Darmakradenan, dan Tipar Kidul
"Standar pekayananan minimal, satu orang wajib diskrining tekanan darahnya minimal satu tahun sekali. Alhamdulillah di delapan desa capaiannya tahun lalu tinggi. Sampai 13 ribu orang," katanya.
Kabul menjelaskan, terkait hipertensi sebagai pintu gerbang penyakit, orang yang sudah terkena hipertensi agar lebih waspada dengan potensi penyakit-penyakit lainnya. Terlebih bagi orang dengan riwayat diabetes.
Harapannya, saat kader kesehatan masing-masing desa turun ke lapangan melakukan skrining tekanan darah, juga dapat menanyakan riwayat diabetes yang dimiliki.
"Ditanyakan di keluarganya apakah memiliki keturunan diabetes atau tidak. Kader sekaligus menskrining diabetes," terang dia.
Dia berpesan agar PTM tidak ditakuti, tetapi sebaliknya bisa dikelola baik. Caranya dengan rutin memeriksa tekanan darah mandiri melalui Pos Binaan Terpadu (Posbindu) dan mengikuti Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis).
Dia mengungkapkan, PTM saat ini tidak mengenal umur karena berubahnya gaya hidup, istirahat dan pola makan.
"Pelayanan sangat mempengaruhi derajat kesehatan. Kader kesehatan membantu petugas kesehatan dalam mengedukasi masyarakat," pungkas Kabul. (yda)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: