KPAI Sebut, Larangan Bawa Lato-Lato ke Sekolah Kurang Bijak?
ILUSTRASI Lato-lato-instagram @la.toys26-
PURWOKERTO, RADARBANYUMAS.CO.ID - Lato-lato masih menjadi permainan populer di kalangan anak-anak.
Suara khas yang dihasilkan dari benturan dua bola plastik yang bernama lato-lato, masih menggema di perkampungan.
Namun pemberitaan terkait lato-lato yang berkembang, ada sisi positif dan negatif.
BACA JUGA:Laris Manis, Wisata Petik Melon Desa Nusadadi Habiskan 500 Buah dalam 10 Hari
Seperti berita terbaru, bocah di Kalimantan Barat yang matanya harus dioperasi karena terkena lato-lato.
Pemberitaan lain, dari sisi positif, permainan lato-lato bisa mengalihkan anak dari kecenderungan kecanduan bermain gadget atau HP.
Bahkan di beberapa daerah, melarang siswanya membawa lato-lato ke sekolah.
BACA JUGA:Difabel Boleh Daftar Kartu Prakerja, Ini Syarat dan Cara Pendaftarannya
Larangan bawa lato-lato ke sekolah dinilai Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jasra Putra kurang bijak.
Ada sisi positif yang perlu dilihat guru pada permainan lawas tersebut.
"Melarang lato-lato dibawa ke sekolah, bukan pilihan bijak para guru, ada hal yang lebih utama, yaitu mengembalikan anak pada dunia bermain dan belajar," papar Jasra yang dikutip dari Tribunnews.com.
BACA JUGA:Aston Imperium Purwokerto Selalu Jadi Pilihan Presiden RI ke-6
Bahkan permainan lato-lato ini bisa jadi media pembelajaran di sekolah. Lato-lato bisa membuktikan minat belajar anak yang tinggi.
Bisa dimanfaatkan dengan baik oleh guru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: