Dinpora Banyumas Ganti Tari Banceran Menjadi Tari Canting Mas di Expo Makassar

Dinpora Banyumas Ganti Tari Banceran Menjadi Tari Canting Mas di Expo Makassar

Enam penari, lima pangrawitan dan satu sinden Banyumas terus berlatih pada Selasa (4/10) sebelum tampil di Makassar tanggal 22 Oktober.-Foto Yudha Iman P / Radar Banyumas -

Konsep Awal Tampilan Tari dan Kesenian Berubah

 

PURWOKERTO - Sudah berlatih untuk tampil di UMKM Expo Makassar sejak Sabtu (1/10) hingga Selasa ini (4/10), ada perubahan pada konsep awal tari dan kesenian yang akan ditampilkan oleh Banyumas.

Kabid Kebudayaan Dinporabudpar Banyumas, Edi Saptono mengatakan ada perubahan sedikit pada konsep awal yang disepakati setelah berkumpul di ruang Joko Kaiman. Yang ditampilkan pada sesi 1 awalnya yaitu Lengger Gunung Sari, Baladewa kemudian Capat Ciput yang dipadu menjadi satu tari yang bernama Tari Banceran.

"Tapi setelah kita kumpul ada perubahan. Sesi 1 yang tadinya Tari Banceran diganti menjadi Tari Canting Mas yang menggambarkan seorang pembatik dari Banyumas dengan menjelaskan istilahnya proses pembuatan batik dari awal sampai selesai," katanya.

Edi melanjutkan untuk sesi dua juga ada perubahan. Yang awalnya menggarap penderes dari industri gula kelapa proses dari pengambilan Nira kemudian pembuatan dengan promosi, diganti dengan menggarap Sendra Tari Kamandaka.

"Tapi karena personil tari yang dibawa ke Makasar sangat terbatas hanya enam orang juga jarak yang jauh jadi, kita garap adegan intinya saja. Peran Raja Pule Bahas, Cipto Roso, Kamandaka, Lutung dan emban-embannya," terangnya.

Kemudian di sesi tiga, pihaknya menggarap Beger yang merupakan penggabungan dari Ebeg dan Lengger. Didalamnya sudah lengkap dari Ebeg, Lengger plus ritualnya. Dengan penampilan tersebut, Pemkab Banyumas berkomitmen membangkitkan kembali Ebeg dan Lengger.

"Durasinya kita sesuaikan. Setiap session kita mengacu dari juklak provinsi. Jadi 20 menit, 30 menit, 40 menit lalu session terakhir 120 menit," ungkapnya.

Terakhir untuk sesi empat karena dilaksanakan malam hari dan waktunya panjang sampai dua jam, pihaknya menggarap lengger tradisi. Lengger tradisi yang biasa dipertunjukkan semalam suntuk dijadikan dua jam. 

"Padat isinya macam-macam. Pokoknya enam penari dengan satu sinden berganti-ganti peran. Kita diberi waktu ganti hanya satu jam dari session pertama, kedua dan ketiga," pungkas Edi. (yda)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: