Banyak Terjadi Penusukan Jarum Tidak Tepat, Mahasiswa UMP Ciptakan Kursi Phlebotomy Berbasis IoT

Banyak Terjadi Penusukan Jarum Tidak Tepat, Mahasiswa UMP Ciptakan Kursi Phlebotomy Berbasis IoT

Nur An-Nuha Muniroh mahasiswa Teknologi Laboratorium Medik (TLM) D4 Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) berhasil melakukan inovasi dengan menciptakan Kursi Phlebotomy berbasis IoT atau alat praktis bagi flebotomis. -HUMAS UMP UNTUK RADARMAS-

PURWOKERTO, RADARBANYUMAS.CO.ID - Nur An-Nuha Muniroh mahasiswa Teknologi Laboratorium Medik (TLM) D4 Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Banyumas, Jawa Tengah kembali menorekhan prestasi. 

Selain lolos 15 besar Mahasiswa Berprestasi Tingkat Nasional tahun 2022 yang akan digelar di Universitas Indonesia 29 September s.d. 2 Oktober nanti, ia juga berhasil melakukan inovasi dengan menciptakan Kursi Phlebotomy berbasis IoT atau alat praktis bagi flebotomis. 

Kursi tersebut bertujuan untuk memberikan kenyamanan pada pasien dan mencegah hematom. Alat tersebut juga turut berkontribusi mewujudkan Kehidupan Sehat & Sejahtera,  Industri, Inovasi dan Infrastruktur. 

Nur An-Nuha Muniroh, mengatakan alat tersebut ia beri nama PECHI – PEIOT atau kepanjangan dari Phlebotomy Chair Pengembangan IOT. Menurutnya, inovasi kursi tersebut dibuat karena sering terjadi kesalahan flebotomi.

“Banyak terjadi penusukan jarum yang lebih dari satu kali atau lokasi penusukan jarum tidak tepat. Data yang kita dapatkan ada 93.3% mengalami hematom parah akibat penusukan jarum yang lebih dari satu kali. Dan 90% pasien mengalami hematom parah akibat lokasi penusukan jarum tidak tepat,” kata Nur An-Nuha, Kamis (22/9/2022) di Purwokerto. 

Dalam penelitiannya, ia membutuhkan waktu kurang lebih satu bulan untuk perancangan prototype, tiga bulan uji prototype. Selanjutnya dilakukan pengembangan inovasi sesuai kebutuhan. 

Menurutnya, PECHI-PEIOT atau Kursi Flebotomi berbasis IoT itu berfungsi untuk mencegah hematom dan membuat kondisi nyaman pasien. Selain itu juga untuk mempertahankan kualitas sampel dan pelayanan laboratorium.

“Kursi ini digunakan sebagai kursi atau bantalan tangan pasien saat pengambilan darah vena untuk mencegah terjadinya hematom. Nyaman digunakan, mudah didisinfeksi, mempermudah Phlebotomyst. Selain itu teknologi IoT ini mempermudah Phlebotomyst dan memberikan kenyamanan pasien venipuncture,” jelasnya. 

Menurut Nur An-Nuha, Inovasi atau penelitian itu dilakukan karena adanya kerjasama dari berbagai pihak baik stakeholder maupun investor, serta dukungan dari prodi elektromedis yang membantu dalam pembuatan design dan konsultasi. 

“PECHI-PEOT ini kita inovasi sebagai alat penunjang Phlebotomyst berupa kursi untuk pengambilan sampel darah vena. Untuk mencegah terjadinya hematom, memberi kondisi nyaman pasien. Selain itu tujuannya juga untuk mempertahankan kualitas sampel dan meningkatkan pelayanan laboratorium. Menggunakan pengembangan teknologi 4.0: sistem IOT (Internet of Things) dalam pengoperasiannya,” katanya. 

Sementara itu, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dam AIK Akhmad Darmawan, Ph.D. mengatakan mahasiswa UMP terus didorong untuk mengembangkan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi. 

“UMP memberikan ruang seluas-luasnya kepada mahasiswa untuk mengembangkan diri dalam bidang akademik dan nonakademik sesuai dengan minat dan bakat mahasiswa, terlebih yang berkaitan dengan inovasi berbasis revolusi industri 4.0,” pungkasnya. (tgr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: