Banjir di Kalibening, Petani Terancam Rugi Akibat Luapan Sungai Brukah
Kondisi sungai Brukah saat meluap dan membanjiri lahan petani di Kalibening. -PUJUD/RADARMAS-
BANJARNEGARA, RADARBANYUMAS.CO.ID - Hujan deras yang mengguyur wilayah BANJARNEGARA dalam beberapa hari terakhir menyebabkan Sungai Brukah di Kecamatan Kalibening meluap. Akibatnya, puluhan hektare sawah di Blok Sindu terendam banjir, memicu kekhawatiran para petani akan kerugian besar jika genangan air tak segera surut.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Sikumpul, Imam Suripto menyebutkan, pendangkalan dan penyempitan Sungai Brukah menjadi penyebab utama luapan air. Kondisi ini diperparah oleh intensitas hujan tinggi, sehingga air sungai dengan cepat meluber ke lahan pertanian.
“Dulu, setelah normalisasi, air tidak pernah menggenang terlalu lama. Tapi sekarang, air butuh waktu 2-3 hari untuk surut. Kami mendesak pemerintah segera melakukan pengerukan dan pelebaran sungai,” kata Imam, Senin (16/12/2024).
Menurut Imam, kondisi ini membuat petani khawatir kehilangan hasil panen. Beberapa sawah yang hampir memasuki masa panen terancam gagal jika genangan air tidak segera surut.
BACA JUGA:Petani Wortel di Banjarnegara Tengah Merana, Harga Anjlok Hingga Rp 300 Per Kilogram
BACA JUGA:Petani Banjarnegara Berinovasi Ciptakan Cascara, Teh yang Dibuat dari Kulit Buah Kopi
Sebagian petani telah mencoba menyedot air dari sawah menggunakan mesin pompa. Namun, luasnya genangan membuat upaya tersebut kurang efektif.
Daryono, salah satu petani di Blok Sindu, mengingatkan bahwa kerugian akan semakin besar jika masalah ini tidak segera ditangani.
“Beruntung saat ini kebanyakan petani masih menggarap lahan, jadi belum banyak tanaman yang rusak. Tapi kalau banjir seperti ini terus terjadi, bagaimana kami bisa bertani dengan tenang?” ujar Daryono.
Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Kalibening, Heri Misanto mengatakan, pihaknya masih menunggu air surut untuk mendata kerusakan dan luas lahan terdampak. Ia juga menegaskan pentingnya upaya normalisasi Sungai Brukah sebagai solusi jangka panjang.
“Kami akan mendata kerugian setelah air surut. Kondisi seperti ini menunjukkan perlunya langkah serius untuk mengatasi pendangkalan dan penyempitan sungai,” kata Heri.
Luapan Sungai Brukah menjadi ancaman berulang bagi para petani di Kalibening. Pemerintah diharapkan segera turun tangan untuk mencegah kerugian yang lebih besar dan memastikan keberlanjutan sektor pertanian di wilayah tersebut. (jud)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: