Tim Pengabdian Prodi Pendidikan Sejarah UMP Edukasi Sejarah dan Telusuri Situs Bersejarah di Banyumas
Tim Pengabdian Prodi Pendidikan Sejarah UMP Edukasi Sejarah dan Telusuri Situs Bersejarah di Banyumas-HUMAS UMP UNTUK RADARMAS-
PURWOKERTO, RADARBANYUMAS.CO.ID - Tim Pengabdian dari Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) menyelenggarakan kegiatan Edukasi Sejarah dan Penelusuran Situs Sejarah di tiga situs bersejarah Kabupaten Banyumas. Kegiatan yang berlangsung pada Minggu (8/12/2024) ini merupakan hasil kolaborasi antara UMP, Banjoemas Institute (BI), MGMP Sejarah SMA-MA Banyumas, dan Banjoemas History Heritage Community (BHHC).
Kegiatan yang didanai LPPM UMP ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman para guru sejarah, mengenai pemanfaatan sumber belajar dari peninggalan sejarah dan cagar budaya di Banyumas. Tiga situs yang menjadi fokus kegiatan ini adalah Situs Tamansari, Situs Datar, dan Situs Lembu Ayu.
Ketua Tim Pengabdian, Sumiyatun Septian, M.Pd., menjelaskan bahwa kegiatan ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pemanfaatan potensi cagar budaya sebagai sumber belajar. “Banyaknya peninggalan sejarah di Banyumas dari berbagai periode seperti Prasejarah, Hindu-Buddha, Kolonial, hingga Islam, perlu dioptimalkan untuk kegiatan edukasi sejarah bagi guru dan siswa,” ungkap Sumiyatun.
Kegiatan ini diawali dengan diskusi daring bersama Sujatmiko Wicaksono, M.Sn., Founder BHHC, yang memaparkan pentingnya pemanfaatan arsip-arsip tua Banyumas Raya untuk penelitian ilmiah dan penulisan karya sejarah. Sujatmiko juga mengungkapkan peran BHHC, dalam melakukan penelusuran situs sejarah serta penyelenggaraan pameran arsip di wilayah Banyumas Raya.
Kunjungan pertama, dilakukan di Situs Tamansari Karanglewas. Rombongan disambut oleh Burhanuddin, Kepala Desa setempat. Dalam pemaparannya, sejarahwan Banyumas sekaligus Ketua Banjoemas Institute, Prof. Dr. Sugeng Priyadi, M.Hum., menjelaskan asal-usul Situs Tamansari sebagai bagian dari cikal bakal Pasir Luhur dan kisah Raden Kamandaka.
“Generasi muda Banyumas perlu lebih mengenal situs Tamansari ini. Sayangnya, lokasi yang agak terpencil masih menjadi tantangan. Perlu upaya promosi yang lebih intens melalui media sosial dan dukungan institusi terkait,” ujar Prof. Sugeng.
Kegiatan berlanjut ke Situs Datar di Kecamatan Sumbang. Tim pengabdian dan peserta disambut oleh pengelola setempat, Karsinah. Di lokasi ini, diskusi berlangsung santai namun produktif, membahas peninggalan berupa batu peringatan dan tempayan batu yang berasal dari masa Megalitikum.
Kunjungan terakhir dilakukan di Situs Lembu Ayu di Desa Susukan, Sumbang. Situs ini dikenal memiliki peninggalan Lingga-Yoni dan replika patung lembu yang mencerminkan pengaruh Hindu. Meskipun kondisi situs memerlukan perhatian lebih, keindahan alam sekitar menambah daya tarik edukasi sejarah bagi peserta.
Harapan Kolaborasi Berkelanjutan
Kaprodi Pendidikan Sejarah FKIP UMP, Ipong Jazimah, M.Pd., menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi langkah awal penguatan kolaborasi lintas institusi dalam pemanfaatan situs sejarah di Banyumas. “Kerjasama ini tidak hanya berdampak pada masyarakat umum, tetapi juga bagi guru sejarah dan peserta didik dalam memaksimalkan potensi cagar budaya sebagai sumber belajar,” ujar Ipong.
Ia berharap kegiatan ini dapat memicu penelitian, pendidikan, dan pengabdian berkelanjutan yang melibatkan berbagai pihak, termasuk sekolah di kawasan Barlingmascakeb dan wilayah lainnya.
Melalui kegiatan ini, para peserta diharapkan mampu menyusun konsep Edukasi Sejarah berbasis pemanfaatan sumber sejarah lokal untuk mendukung pembelajaran yang lebih kontekstual dan menarik.
Kegiatan ditutup dengan diskusi reflektif dan sesi foto bersama di Situs Lembu Ayu. Edukasi sejarah dan penelusuran situs ini diharapkan menjadi pemicu kesadaran kolektif masyarakat Banyumas untuk menjaga, melestarikan, dan memanfaatkan warisan sejarah yang kaya sebagai aset budaya dan pendidikan bangsa.(ashr/tgr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: